Rabu, 23 Desember 2015

Berdoa dan show it!


"Diluar sana akan banyak orang yang berkomentar ini dan itu, Allah menciptakan kedua tangan bukan untuk menutup mulut mereka semua, tentu kedua tangan ini tak akan mampu, bukan pula untuk menutup kedua telinga, karena meskipun pas, tetapi itu bukan penggunaannya. Allah menciptakan kedua tangan untuk berdoa kepada-Nya, dan melakukan banyak hal, Membuktikan dan memperbaiki atas komentar orang di luar sana bahwa itu tidaklah benar. Sepertinya membuktikan jauh lebih baik daripada penyangkalan dan berdiam diri."

Rabu, 09 Desember 2015

Jika tidak bisa

"Jika tidak bisa membahagiakan, setidaknya jadi orang menyenangkan, jika tidak bisa pula, maka setidaknya tidak mengecewakan apalagi menyakiti"

Rabu, 07 Oktober 2015

Persimpangan


Yee akhirnya sidang juga… Yee Alhamdulillah sudah wisuda sarjana…(tawa bahagia)

Beberapa hari kemudian setelah wisuda..

                Tak terhitung berapa orang yang bertanya macam-macam dengan versi yang berbeda, namun intinya adalah “akan kemana setelah ini?”. Dan tak sedikit yang memberi pilihan “kerja, S2, atau nikah?”. Dengan jawaban yang sedikit becanda saya menjawab, “ketiga-tiganya bisa nggak? Haha :p”. Awal pertanyaan ditanggapi dengan becanda, tapi lama-lama kok sedih juga ya?. Sekarang bukan saatnya lagi main-main, hahahihi seenaknya. Sepertinya gelar itu memberikanku amanah yang besar dan tentunya harus lebih bertanggungjawab lagi. Menganggur di rumah rasanya merasa bersalah, masih meminta uang kepada orang tua apalagi.

S2?
                  Sekolah S2 tidak mengeluarkan uang yang sedikit. Belum biaya hidup, ditambah lagi biaya penelitian yang harus dipikirkan bila tidak lagi dibiayai. Keluargaku bukan orang kaya uang, untuk itu apabila ingin sekolah lagi HARUS berbeasiswa. Beasiswa yang seharusnya ada yaitu beasiswa fasttrack, fresh graduate, BPP-DN, BPP-LN dan LPDP. Namun saat ini beasiswa fasttrack, freshgraduate sudah dihapuskan. Beasiswa BPP-DN dan BPP-LN hanya diperuntukkan bagi tenaga pendidik. Beasiswa fasttrack mulai tahun ini diganti dengan beasiswa PMDSU dan LPDP. Beasiswa PMDSU yaitu beasiswa S2 yang langsung dilanjutkan S3 hanya dalam waktu 4 tahun. Beasiswa ini harus dibimbing oleh promotor yang telah ditetapkan oleh DIKTI. Namun, pada tahun ini, dosen pembimbing saya terdahulu ketika mengerjakan TA (dosen satu-satunya yang ahli d bidang sintesis senyawa organic-bidang minat yang saya ambil) bukan merupakan promotor karena kesalahan teknis. Sehingga jika tahun depan dosen saya tersebut tidak menjadi promotor, maka mau tak mau harus cari universitas lain yang memiliki promotor dengan bidang yang saya ambil. Dan yang terpikir saat ini adalah UGM dan ITB. Tapi lagi-lagi, aku tidak tega meninggalkan orangtua ku hanya berdua, karena pasti aku akan jarang pulang. Beasiswa selanjutnya yang masih ada yaitu LPDP. Beasiswa LPDP hanya dapat digunakan untuk sekolah di universitas dengan akreditasi A. Sayangnya, S2 Kimia ITS masih terakreditasi B, sehingga mau tidak mau harus di luar ITS (kembali ke masalah awal). Selain itu beasiswa LPDP menetapkan syarat toefl ITP >500 untuk universitas dalam negeri dan >550 untuk universitas luar negeri. Tentu aku masih belum bisa memenuhi persyaratan lagi. Jadi intinya, aku harus belajar bahasa inggris lagi. Semangaaaat! J

Kerja?
                   Sungguh aku juga ingin sekali bekerja. Jika sekolah lagi pun aku tetap ingin bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku (tidak lagi meminta uang kepada orangtua). Jika memang takdirnya bekerja dan boleh memilih bekerja dimana, maka aku akan pilih pekerjaan yang dekat dari rumah, dan bekerja diperusahaan obat atau makanan. Dan jika boleh dikerucutkan, aku ingin bekerja di BPOM, karena di jaman sekarang ini, bahan-bahan kimia sudah semakin banyak yang disalahgunakan, padahal tujuan awal dibuatnya bahan kimia tersebut justru ingin berguna bagi manusia itu sendiri, bukan malah sebaliknya. Namun disini permasalahannya, mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalikkan tangan, Keadaan ekonomi Indonesia yang semakin sulit, membuat semakin banyaknya para pencari pekerjaan. Tapi aku percaya, manusia mempunyai rejekinya masing-masing, tidak usa khawatir! J

Nikah?
                     Hahaha no comment lah. Siapapun, dimanapun, bagaimanapun, apapun, kapanpun, jika memang jodoh, pasti bertemu di pelaminian. Memperbaiki diri sepertinya lebih baik J


Akan kemana setelah ini? Biarlah Allah yang menunjukkan jalannya, tugas manusia hanyalah berikhtiar dan terus berdoa bukan? Hidup, mati, rejeki, jodoh itu di tangan Allah. Allah Maha Mengetahui sedangkan kita tidak. Percaya takdir-Nya indah pada waktunya J



“Hidup ini memang dihadapkan pada banyak pilihan, pilihlah yang membuatmu bahagia. Bukankah bahagiamu ketika melihat orang-orang yang kamu sayangi bahagia?” (seseorang, 2015)

Sabtu, 03 Oktober 2015

Kamu, aku minta maaf.

                Kaget. Itu yang pertama aku rasakan. Dengan begitu “to the point” kamu “meminta”ku, dan saat itu juga kamu bilang ingin menemui orangtuaku. Nggak salah? Pikirku. Kita mengenal hanya sekedarnya saja, aku panitia dan kamu peserta. Tak ada yang istimewa. Bahkan kamu pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan saat itu, dan aku sering menertawakannya. Bukankah itu hal yang kejam buat mu?. Hampir 3 tahun berlalu, tak ada kejadian yang menarik antara aku dan kamu. Bertegur sapa saat bertemu, hanya itu saja, tidak lebih.
                Jujur, pada saat itu aku ingin melarikan diri. Tapi aku ingin menyelesaikan semuanya dengan baik entah berakhir “ya” atau “tidak”. Satu bulan berlalu, tidak ada kabar. Aku kira kamu sudah menyerah. Aku kira kamu sudah berubah pikiran. Aku kira kamu sudah menemukan yang lebih baik. Tapi hal tersebut langsung tertepis oleh seseorang yang menunjukkan “lembaran-lembaran visi misi hidupmu” setengah bulan kemudian. Rupanya kamu menyiapkan itu satu bulan ini. Isinya istimewa, kamu orang yang luarbiasa. Bahkan aku merasa tak pantas. Mungkin kamu belum tau aku yang sebenarnya. Aku tak seperti yang kamu duga. Aku perempuan biasa, masih perlu banyak yang harus diperbaiki. Sedangkan kamu sendiri sudah siap segalanya, baik agama, ilmu, maupun finansial.
               Aku tak mengerti apa yang harus aku lakukan. Pikiranku terbagi ke banyak hal, terutama tugas akhir yang tak kunjung selesai. Aku menyampaikan bahwa aku belum siap, masih ada banyak hal yang harus aku selesaikan dan aku perbaiki. Jika memang, kamu sudah siap segalanya tentulah harus disegerakan. Mencari yang baru adalah solusinya. Tapi jujur, saat itu kamu masih aku pertimbangkan. Mencari tahu tentangmu dari orang-orang yang mengenalmu, dan tentu bersujud meminta petunjuk-Nya. Banyak orang berkata yang dikuatkan dengan hadits, bahwa kerusakanlah yang terjadi apabila menolak lamaran seseorang yang shaleh. Tapi apalah daya, jodoh Allah yang menentukan. Jika kamu saat ini masih menunggu, maafkan aku, aku belum ada kemantapan hati untuk menerimamu. Pergilah, cari yang lebih baik dan pantas untukmu. Apabila kita berjodoh, suatu saat nanti pasti kita dipertemukan lagi. 


               
“Untuk kamu, yang pernah terbersit untuk memilihku, aku minta maaf,  mungkin kamu sedang tersesat, carilah jalan lain yang membuatmu bahagia”

Jumat, 28 Agustus 2015

Kepompong


Dulu kita sahabat dengan begitu hangat, mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat berteman bagai ulat berharap jadi kupu-kupu

Kini kita berjalan berjauh-jauhan, kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku telah bertingkah kejauhan, namun itu karena ku sayang

Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong, hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong, maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong, na na na na na...

Semua yang berlalu, biarkanlah berlalu, seperti hangatnya mentari
Siang berganti malam, sembunyikan sinarnya, hingga dia bersinar lagi

Minggu, 19 Juli 2015

Duri dalam Daging


Pernakah kamu merasa bersalah di dalam hidupmu? Seakan keberadaanmu menjadi sebuah bencana bagi orang lain, bahkan orang banyak. Ya..aku pernah merasakannya, mungkin hingga saat ini.

           Aku pernah merasa menjadi sebuah perusak persahabatan. Kami bersahabat lima orang, dengan aku perempuan sendiri. Kami dahulu begitu dekat, berkeluh kelah bersama, tertawa bersama, selayaknya keluarga. Kini karenaku, mereka menjadi sangat canggung satu sama lain. Tak sedekat dulu, bahkan saling berprasangka satu sama lain. Tak ada lagi keterbukaan. Apalagi canda tawa yang tulus itu, sudah tak pernah terlihat. Hanya kekakuan. Sekedar sapa, sekedar senyum, semuanya sekedarnya saja.

               Aku merasa bersalah. Tapi aku tak tau apa yang harus aku lakukan, semuanya menjadi serba salah. Aku mohon pahamlah, aku ingin kalian seperti yang dulu. Aku merindukan masa-masa itu. Kembalilah seperti yang dahulu, jikalau syaratnya tak adanya keberadaanku, aku rela.  Pahamlah, aku menyesal, aku merasa bersalah.

            Aku pernah merasa menjadi sebuah masalah di sebuah organisasi. Lingkaran panas orang menyebutnya. Tak ada profesionalitas, semua tercampur menjadi satu antara masalah pribadi dan organisasi. Kecewa, nyatanya apa yang aku lakukan selalu saja salah. Apa saja yang aku lakukan akan berimbas ke yang lain, makin menjalar, makin banyak akibat yang ditimbulkan. Sempat terpikir untuk melepaskan amanah itu, tetapi aku sadar hal tersebut akan mengakibatkan masalah baru yang makin rumit. Posisi yang membingungkan bagiku. Mungkin inilah hukuman bagiku telah menyebabkan ini semua. Jikalau aku tau begini akhirnya, tentu aku tak akan menerima amanah ini.

           Tapi sungguh tak bersyukurnya jika aku berpikir seperti itu, inilah takdir yang telah ditetapkan-Nya. Tapi tentu aku tetap ingin memperbaikinya. Pelajaran yang berharga, mungkin aku harus berpikir dua kali untuk menerima amanah selanjutnya. Karena bisa jadi hal yang sama akan terulang kembali. Aku tak mau itu, sungguh, akan lebih baik jika tanpa aku.

Aku tak mau menjadi duri dalam daging

Aku tak mau menjadi setitik nila yang merusak susu sebelangga

Aku tak mau menjadi biang yang menimbulkan masalah

Pahamlah, aku tak mau itu terjadi

"Maafkanlah aku.. Kembalilah, kembalilah seperti yang dulu.. Aku mohon.."



#latepost.

Sabtu, 20 Juni 2015

Takkan terlupa

Takkan terlupa..

             Hampir empat tahun lalu kita dipertemukan oleh Allah. Tiga tahun makin dekat dengan kalian. Hidup dalam satu atap yang sama. Dan kini kalian telah menempuh jalan kalian masing-masing terlebih dahulu. Bahagia. Terharu. Sedih. Pasti Kangen. Kangen banget. Will you? :’(


Pradipta Pangastuti-1411100026

Hehe anak ini…banyak orang bilang kalo wajah kita mirip. My twiiiin…terimakasih telah menginspirasiku berubah menjadi seperti ini. Hijrah ke jalan-Nya. Inget nggak waktu kita bermimpi untuk lulus 3,5 bareng-bareng dengan memilih kimia analit. Tapi Allah berkata lain, kamu berada di jalan kimia anorganik dan aku memilih kimia organic. Begitupun juga Allah telah mengabulkan do’amu untuk lulus 3,5 tahun, tapi tidak denganku. Aku percaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik J.

  • Aku pasti kangen jalan kaki malam-malam dari Perumdos Blok G ke Teknik Elektro bareng kamu biar kamu ndak nangis lagi.
  • Aku pasti kangen nangis bareng sambil liat capung di taman depan UPMB bareng Rasyitun, galau dengan masa kuliah dan lelah masa pengkaderan.
  • Aku pasti kangen main dropzone untuk usia di bawah 17 tahun, sampe-sampe dilihatin satpam nya.
  • Aku pasti kangen main detektif-detektif an sama kamu waktu di ITS EXPO.
  • Aku pasti kangen liat kamu lari-lari di tempat duduk biar ndak ngantuk waktu kuliah.
  • Aku pasti kangen motoin kamu waktu tidur di kelas.
  • Aku pasti kangen nulisin “ga boleh ngantukan” di tanganmu sampe dibaca satpam BNI.
  • Aku pasti kangen diem-diem an sama kamu, alhasil aku cuma berani minta maaf lewat tulisan, plus sogokan coklat.
  • Aku pasti kangen kamu ingetin ini itu tentang kuliah.
  • Aku pasti kangen kamu nasehatin aku biar hati-hati dengan laki-laki (maklum aku masih polos tentang ini –“ )
  • Aku pasti kangen pake tandatanganmu lagi.
  • Aku pasti kangen waktu kamu nangis tapi habis gitu ketawa-ketawa.
  • Aku pasti kangen kembaran pake baju plus kerudung.
  • Aku pasti kangen baca tulisanmu yang “ngalor ngidul” waktu kamu ketiduran di kelas.
  • Aku pasti kangen bonceng kamu sampe kamu ketiduran.
  • Aku pasti kangen dijagain tempat duduk waktu kuliah.
  • Aku pasti kangen lembur ngerjain tugas bareng-bareng.
  • Aku pasti kangen semuanya. Semua yang kita lalui bareng-bareng. Akankah kamu juga?



Husna Elsa Viaristi – 1411100039

Elsaa…elsaaa….aku mulai dekat dengan anak ini ketika satu kamar. Elsa pinter dan rajin banget belajarnya. Aku sering kali malu melihat dia yang selalu belajar. Aku berangkat rapat, elsa belajar. Aku pulang rapat, elsa masih belajar. Beda banget sama aku yang belajarnya SKS. Tapi karena Elsa aku jadi termotivasi untuk rajin belajar. Elsa cantik dan pintar, tapi kenapa masih ada laki-laki yang menyia-nyiakan dia? ckckck. Aku pun merasakan kekecewaan yang dia rasakan. Rapuh selama beberapa bulan. Tapi aku tau, Elsa orang yang kuat.

  • Aku pasti kangen curhat-curhatan sampe larut malam, curhat yang kadang terhenti bukan karena dihentikan, tetapi karena sudah ketiduran.
  • Aku pasti kangen waktu kita menertawakan kesedihan yang kita alami.
  • Aku pasti kangen berimajinasi bareng kamu.
  • Aku pasti kangen liat kamu nglindur.
  • Aku pasti kangen kamu yang gak ada jaim-jaim nya di depanku
  • Aku pasti kangen liat kamu lagi maskeran.
  • Aku pasti kangen dengerin kamu pengen segera nikah.
  • Aku pasti kangen liat kamu ketawa ngakak cuma gara-gara liat instagram.
  • Aku pasti kangen liat kamu tidur ditutupi buku.
  • Aku pasti kangen dengerin kamu cerita tentang “dia”
  • Aku pasti kangen nanggepi omonganmu yang entah itu serius atan enggak.
  • Aku pasti kangen kamu nemenin aku mengatasi masalahku.
  • Aku pasti kangen liat kamu belajar, belajar dan terus belajar.
  • Aku pasti kangen liat kamu beli bebek bag*ng.
  • Aku pasti kangen  liat gaya tidurmu yang gak karu-karuan.
  • Aku pasti kangen makan Mie Kediri bareng kamu.
  • Aku pasti kangen liat kamu ketawa-ketawa padahal dalam hatimu sedang terluka.
  • Aku pasti kangen nonton "masih dunia lain" bareng kamu, bilangnya takut tapi tetep aja ditonton.
  • Aku pasti kangen semuanya. Semua yang kita lalui bareng-bareng. Akankah kamu juga?


Diptaa..Elsaa…maafkan aku yang belum bisa menjadi sahabat yang baik. Maaf sering meninggalkan kalian karena kesibukanku dan ke-pulkam-anku. Sungguh, aku tak bermaksud melupakan kalian. Maaf aku selalu merepotkan kalian. Terimakasih udah mau menjadi sahabatku. Taukah? Dulu sebelum masuk ITS, aku berdo’a, “Allah, berikanlah aku sahabat yang baik di tempat baruku nanti, sahabat yang mampu menjadikanku lebih baik dan membawaku kepada-Mu.” Dan aku tau, Allah telah mengabulkannya. Kalian adalah jawaban dari do’aku :’)

Dipta pindah ke Sidoarjo, dan Elsa pindah ke mojokerto. Tidak jauh kok sayang, insyaAllah deket dari rumahku. Kita bisa dengan mudah ketemu. Semoga Allah selalu melindungi kalian. Sering-sering kasih kabar ya, dan yang terpenting saling mendo’akan J.
See you on top! I love you all, I will wiss you L


“Berganti itu pasti, tapi terlupa tentu akan sangat sulit.”

InsyaAllah kalian tidak akan aku lupakan, begitu juga dengan kalian kan? J




Sabtu, 06 Juni 2015

Panggil Aku Bella

BEBE :3

BEBE...BEBE...BEBE...dimana-mana dipanggil seperti itu. Lama-lama semakin malu dipanggil seperti itu. Terasa aneh..karena sangat tidak pas dengan umur dan kepribadian yang sesungguhnya.

Panggilan itu, berawal dari semasa aku SMP. Jadi aku memiliki geng (jaman dulu ga ada yang namanya geng padahal :p), bersahabat 5 orang. Kami memiliki panggilan kesayangan untuk yang memiliki nama panggilan didahului huruf konsonan. Karena panggilanku adalah "BELLA", maka panggilan kesayangan untukku adalah huruf konsonan di awal nama, yaitu "B". Ketika panggilan tersebut diucapkan, maka menjadi "BE". Nah, karena teman-teman seringkali memanggilku berkali-kali, panggilan itu menjadi "BEBE". Sebenarnya lucu kalau dipanggil seperti itu ketika masih jaman SMA, jaman masih kekanak-kanakan, jaman memulai untuk alay.

Panggilan tersebut ternyata berlanjut hingga SMA karena salah satu sahabat saya juga masuk di SMA yang sama, walhasil panggilan itu tersebar ke teman-teman SMA lain. Panggilan seperti itu saat SMA masih tidak terlihat aneh, karena SMA adalah jamannya ke-alay-an dalam kondisi klimaks.

Cerita kemudian berlanjut hingga kuliah, teman-teman yang mengetahui panggilanku ketika SMA mulai ikut-ikutan, semakin menyebar, semakin merata. Entahlah, bahkan orang yang jauh disana, dan hanya kenal dalam waktu satu bulan saja juga ikut-ikutan memanggil seperti itu. Panggilan tersebut ketika SMP dan SMA itu mungkin masih tidak masalah, tetapi ketika kuliah merupakan jaman pendewasaan diri. Dengan adanya panggilan itu, aku berasa "sok-sokan" terlihat imut dan lucu. Apalagi jaman sekarang yang semakin banyak para remaja yang berpacaran memiliki panggilan seperti itu, "BEBEEEB". Aduh itu parah sekali kalau ada yang beranggapan demikian. Padahal tidak seperti itu maksud ku --" . Umur yang semakin tua, semoga panggilan itu semakin terkikis, karena nggak lucu suatu saat nanti aku dipanggil "Bu Bebe".

Sekian ceritaku,



Jadi, Panggil aku Bella aja yaaa, makasi :)


Rabu, 20 Mei 2015

Keimanan

        Sesuatu yang abstrak, elastis, bisa naik, bisa turun, tetapi bisa dirasakan oleh hati dan perasaan setiap manusia yang meyakini-Nya.

         Penurunan dan kenaikan iman ini hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri, kecuali penurunan dan  kenaikan itu berjalan secara drastis, pasti dapat dirasakan orang-orang sekitarnya. InsyaAllah.

        Meskipun keimanan seseorang bisa dirasakan orang lain, lebih baik tidak mudah men-“judge” keimanan orang lain itu jelek. Manusia bukan Allah yang menguasai seluruh isi hati, bahkan panca indra yang dianugrahkan oleh Allah kepada manusia memiliki batasan. Ada banyak hal yang tidak manusia ketahui, oleh karena itu, tetaplah berpikir positif.

     Bahkan keimanan seorang tokoh agama belum tentu lebih baik dibanding seorang pencuri sekalipun. Tetapi juga tidak menjudge seseorang yang terlihat baik dengan mengatakan bahwa kebaikannya hanya ketika terlihat saja. Sekali lagi, manusia tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran dan hati masing-masing orang. Tetap berpikir positif.

        Berpikir postif bukan berarti menanggapi sesuatu secara berlebihan hingga jatuhnya menjadi ke-GR-an. Berpikir positif juga bukan berarti tidak waspada, waspada perlu untuk penjagaan diri.

      Semoga keimanan kita akan terus bertambah, iman yang sesungguhnya, hanya untuk mengharap ridho-Nya. Keimanan menjauhkan dari penyakit-penyakit hati (iri, dengki, dendam), karena penyakit hati akan membuat manusia menjadi kurang bersyukur, dan terus berpikir negative kepada orang lain.
Terus memperbaiki diri, semoga Allah memberikan jalan-Nya, hingga orang lain juga terketuk untuk mengikuti jalan-Nya. Terus berpikir positif, karena pemikiran kita adalah cerminan orang lain terhadap diri sendiri. Pemikiran yang baik akan tergambar dari tingkah laku yang baik pula. Terus menebar manfaat, hingga orang lain merasakannya. Lillahi Ta’ala, tanpa berniat untuk menyombongkan diri, juga tanpa mengharapkan pamrih.

"Iman itu indah, semoga diri ini selalu bisa merasakan keindahannya, begitu juga manusia yang lain."





Kamis, 16 April 2015

Penggugur dosa


Penggugur dosa..semoga itu alasan-Nya..

Tolong jangan biarkan orang lain tau, tolong jangan biarkan orang lain sedih
Tolong jangan ambil keceriaan ini, tolong biarkan aku tetap seperti biasa
Tolong jangan biarkan orang lain merasa kasian, tolong biarkan aku tetap bersemangat
Tolong jangan biarkan orang lain repot, tolong biarkan aku berusaha
Tolong jangan biarkan orang lain menganggapku lemah, tolong biarkan aku untuk kuat
Tolong jangan biarkan orang lain membantuku, tolong biarkan aku mengambil kesempatan
Tolong jangan biarkan orang lain meremehkanku, tolong biarkan aku membuktikan
Tolong jangan biarkan orang lain menyakiti, tolong biarkan aku bahagia
Tolong jangan biarkan orang lain merasa takut, tong biarkan aku sembuh.

Allah, berikanlah aku waktu untuk membuat orang lain bahagia, berikanlah aku kesempatan untuk bermanfaat bagi orang lain, bukan sebaliknya.

Allah, jika memang ini takdir-Mu, berilah aku kekuatan, beri aku keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi ini semua, jika memang untuk penggugur dosa, aku rela.

"Bella sehat, Bella kuat, Bella semangaaaaaaaaaaat!!!!"


Minggu, 12 April 2015

Hujan

Hujan turun lagi..

Hujan turun lagi di bulan ini..

Hujan turun, lagi-lagi membuatku rindu
hujan turun, lagi-lagi membuka memori itu
hujan turun, lagi-lagi menyita waktu untuk mengingatmu
hujan turun, lagi-lagi hati terasa pilu
hujan turun, lagi-lagi membuatku terpaku
hujan turun, lagi-lagi menyeretku ke masa lalu
hujan turun, lagi-lagi airmata menetes sendu
hujan turun, lagi-lagi menyadarkanku kau tak lagi disitu
hujan turun, lagi-lagi menginginkanmu kembali disitu
hujan turun, lagi-lagi menamparku bahwa ini bukan lagi waktumu

Hujan, aku dan kau
mencintaimu dalam hujan, gerimis ataupun deras akan tetap memberikan kesejukan.

Aku cinta hujan, terlalu berlebihan jika aku membenci hujan karena mengingatmu.

Biarlah, biar hujan ini tetap selalu turun, hingga kenanganmu habis terbawa hujan, biar hujan yang menhapusnya, biar hujan yang akan mengobatinya.

"Aku mencintaimu seperti hujan, gelap, jejaknya tak terlihat, hingga orang lain pun tidak ada yang tau"

"Aku mencintaimu seperti hujan, jatuhnya karena Allah, jika terhenti pun juga karena Allah, itulah takdir"

Rabu, 08 April 2015

Menulis

Menulis adalah cara kita berbicara dengan alam bawah sadar.
Maka, apa yang ada dalam hatimu, tulislah!
Menulis adalah mengungkapkan seluruh uneg-uneg di dalam pikiran.
Maka, apa yang ada dalam pikiranmu, tulislah!
Menulis adalah cara untuk menyimpan kenangan.
Maka, apa yang kamu lakukan, tulislah!

Tulisan kadang lebih jujur dari sekedar kata-kata.
Tulisan kadang bisa memberi jawaban dari rumitnya pertanyaan.
Tulisan kadang bisa menekan emosi mu dalam berucap dan bertindak.

"Menulislah dengan jujur, maka tulisanmu akan sampai pada hati pembaca, tulislah hal yang baik, agar orang lain yang membaca bisa mengambil pelajaran dari setiap katanya."

Minggu, 05 April 2015

Kolokium :

Jalan menuju akhir perkuliahan semakin dekat. Salah satu mata kuliah yang paling ditakutkan di semester 5/6 jurusan kimia ITS.
KOLOKIUM. Kolokium sebagai latihan bagi mahasiswa kimia untuk menulis TA dan mempresentasikannya melalui SIDANG TERBUKA. Kata sidang seperti jadi hantu di akhir semester untuk matkul 2 SKS ini. Meskipun hanya 2 sks, mata kuliah ini cukup menjadi perhatian setiap harinya. 

Langkah awal sebelum "mengklik" mata kuliah ini di FRS integra ITS, harus memastikan bahwa mahasiswa tersebut sudah memiliki dosen pembimbing. Teman-temanku seangkatan memang super rajin. Di semester 4 awal sudah mencari dosen pembimbing kolokium. Aku yang notabene anak yang santai,  dan masih disibukkan urusan organisasi baru mencari dosen pembimbing di pertengahan semester 5. Meskipun begitu, aku ingin tetap mendapatkan dosen pembimbing yang spesial. Spesial dalam arti memiliki kelebihan yang akan membuat pengetahuan saya bertambah, tentunya dalam hal ini bukan dalam zona nyaman. Ya, memang saya suka tantangan :D . Setelah berpikir, ya! Aku ingin menjadi anak bimbing Bu Irmina, dosen yang sangat terkenal karena kedisiplinannya. Untuk bertemu Bu Irmina saja harus menarik napas panjang-panjang, dan membaca surat Al Fatihah agat dilancarkan hehe.

Awal melamar Bu Irmina sebagai dosen pembimbing,  aku dikader terlebih dahulu melalui hal yang sangat sederhana tapi sangat membuat saya gugup. Ya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun aku orang Indonesia, sepertinya aku belum sepenuhnya paham mengenai bahasa ini, terlebih rasa gugup yang membuatnya semakin kacau.
Bu Irmina : ya silahkan duduk, ada apa?
Aku : iya Bu, tentang kolokium, saya ingin menjadi anak bimbing Ibu, apakah Ibu mau?
Bu Irmina : salah bahasanya, masa' begitu?
Aku : apakah ibu berkenan menjadi dosen pembimbing saya?
Bu Irmina : masih belum tepat
Aku : (terdiam) (berpikir keras)
Bu Irmina : ayo, masa' ga tau? Saya kasih waktu..
.....1 menit berlalu dalam keadaan hening.....
Bu Irmina : bersedia, bukan mau atau berkenan..
Aku : oh iya Bu maaf, apakah ibu bersedia menjadi dosen pembimbing saya?
...perbincangan masih terus berlanjut hingga akhirnya Bu Irmina bersedia menjadi dosen pembimbingku,,alhamdulillah, keluar ruangan beliau dengan napas yang lega sekaligus senang.

Aku merupakan satu-satunya anak bimbing beliau dalam mata kuliah kolokium ini, jadi apapun, menunggu, bimbingan, mengerjakan kolokium ini, saya sendirian. Benar-benar harus mandiri, dan berjuanh sendiri. Tak apa, aku menikmatinya. Begitupun, aku merasa semakin dekat dengan dosen pembimbing sekaligus dosen waliku ini. Bu Irmina sangat baik dan telaten ketika mengajariku, banyak hal-hal di luar mata kuliah ini yang aku dapat dari beliau, yaitu mengenai hidup. Meskipun berbeda agama, Bu Irmina sangat toleran, bahkan beliau mengingatkan agar selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta. Dan alhamdulillah, mata kuliah ini berakhir manis, dengan huruf A yang terpampang di integra :)

"Keluarlah dari zona nyaman, carilah tantangan, berjuang untuk setiap prosesnya, tunggu hasil yang membanggakan!"


Minggu, 15 Maret 2015

Yuk Menabung! :)

         Menabung.  Sejak kecil aku diajarkan hidup sederhana dan rajin menabung oleh orang tuaku. Yaa memang aku bukan  berasal dari orang tua yang kaya, biasa-biasa saja dari segi keuangan. Tapi, aku sangat behagia dilahirkan di keluarga ini J. Mungkin bisa aku ceritakan sedikit tentang kelucuan-kelucuan ketika belajar menabung hehe. Aku pertama kali belajar menabung dibelikan oleh ibu ‘celengan’ berbentuk kucing berwarna pink yang terbuat dari plastik. Awal-awal masih rajin sekali memasukkan uang-uang receh ke dalamnya, tetapi lama-kelamaan, aku dan mas muncul keinginan untuk membeli sesuatu tanpa diketahui oleh Bapak dan Ibu. Dengan begitu kompaknya, aku dan mas iuran untuk membeli sesuatu itu. Kreatifitas diterapkan begitu konyolnya, uang di dalam celengen dicongkel-congkel dari balik lubang masuk uang receh hanya menggunakan sebuah bolpoin. Ajaib bagi anak seumuran kami, dua anak SD yang hanya berjarak dua tahun hehehe. Uang yang ada di dalam celengan tersebut akhirnya keluar satu demi satu, seperti mendapatkan durian runtuh, kami sangat senang uangnya keluar. Karena keseringan mencongkel-congkel lubang celengan, lubang tersebut lama-kelamaan semakin besar, ibu pun akhirnya tahu tentang kenakalan kami. Ya hal seperti ini tidak selayaknya ditiru karena dulu aku dan mas nakal banget -_-. Kami pun akhirnya dimarahi, dan celengannya pun diiris oleh Ibu untuk melihat sisa isinya. Ya ternyata uangnya tinggal sedikit, karena memang lebih banyak mengeluarkan uang daripada memasukkan uang ke dalamnya. Untuk episode selanjutnya, akhirnya ibu membelikan kami celengan yang berasal dari kayu yang kecil, namun keras, sehingga kami tidak bisa mencongkel-congkelnya. Dan celengan itu bertahan hingga hasilnya dituai. Memang tidak banyak uangnya, karena memang wadahnya sedikit sempit untuk menyimpan uang yang banyak. Namun cukuplah untuk membeli peralatan sekolah ketika memasuki tahun pelajaran waktu itu, entah itu uangnya ditambahi atau tidak oleh Bapak dan Ibu. Tapi kata Bapak dan Ibu, itu hadiah  karena sudah berhasil menabung dan tidak mencongkel-congkelnya serta mendapatkan nilai bagus waktu itu J. Setelah itu, aku dan mas jadi lebih rajin menabung. Ketika memperingati maulud nabi, di desa ku selalu mengadakan pasar malam atau di daerah kami disebut “dermulen”, banyak sekali permainan seperti tong setan, bianglala, komedi putar dan masih banyak lainnya sehingga banyak sekali penjual baik dari pakaian, mainan, begitu juga penjual celengan dengan bermacam-macam bentuk dan bahan baku. Dan disana, ibu membelikan kami celengan ayam jago dari tanah liat yang cukup besar. Celengan itu bertahan sangat lama sekitar 3 tahun, dan ketika kami rasa sudah penuh, akhirnya celengan itu kami pecahkan. Uang recehnya sudah terlihat agak berkarat, tetapi untungnya masih bisa digunakan. Setelah dihitung, dan digabung dengan uang mas, ditambah sedikit (sebenernya banyak sih) uang dari Bapak dan Ibu, kami bisa membeli computer. Jaman dalu, computer masih menjadi primadona sebelum munculnya laptop, tab, dan sebagainya. Senangnya minta ampun rasanya bisa membeli barang seperti itu, ya meskipun ada tambahan sana-sini, tetapi tetap ada kesenangan dan kepuasan tersendiri :) 


           Dan sekarang, semakin dewasa, semakin tua, begitu pula kebutuhan semakin banyak ditambah harga kebutuhan yang semakin naik. Kebiasaan menabung mulai terkikis. Saat ini aku ingin memulainya kembali, menggunakan celengan, meskipun tidak banyak seperti di bank, setidaknya aku bisa belajar untuk berhemat dan menyisihkan uang. Selain itu, menabung  adalah cara pembelajaranku untuk masa depan dan ketika aku berkeluarga nanti. Karena istri akan menjadi bendahara di rumah tangga, mengatur segala keuangan. Itu tidak mudah jika tidak belajar dari sekarang. Aku tak ingin menghabiskan uang hasil kerja keras suamiku untuk hal-hal yang tidak penting. Aku juga ingin mendidik anak-anak ku kelak agar hidup sederhana, namun tidak pelit dan peduli terhadap orang-orang di sekitarnya. Aamiin :)

Jujur saja, saat ini aku tidak tahu uang yang aku tabung untuk apa karena memang jumlahnya tidak banyak. Tetapi, suatu saat ini, apabila program menabungku berhasil, aku ingin segera menghajikan orangtuaku dan membangun panti asuhan, sanggar anak jalanan, panti werdha dan sekolah gratis. Aamiin. Semakin dewasa, semakin mengerti bahwa 
"Kekayaan sesungguhnya bukan dari apa yang kita punya, tetapi dari apa yang telah kita berikan."
Menabung tidak hanya mengajarkan untuk berhemat, tetapi mengajarkan untuk belajar menyisihkan uang untuk orang lain, karena ada hak orang lain yang tak mampu di dalam rejeki yang kita dapat.

"Rajin menabung pangkal kaya, memang, tetapi lebih tepatnya rajin menabung pangkal kaya hati. "

Minggu, 08 Maret 2015

BAHAGIA


"Jika bicara  tentang pengabdian, maka disitulah tersirat makna cinta. Jika bicara tentang kebersamaan, maka disitulah terlukis gurat keluarga. Jika bicara tentang kesalahan, maka disitulah letak kata maaf. Jika bicara tentang cinta, keluarga dan memaafkan, maka disitulah sumber kebahagiaan."

Minggu, 01 Maret 2015

Jodoh

Minggu-minggu ini terasa begitu menggemaskan, karena pembahasannya selalu sama, mungkin karena memang sudah umurnya kali ya. NIKAH.

            Ditengah kegalauan tentang TA, teman-teman seangkatan membicarakan tentang nikah, dua sahabat deket juga udah mau nikah, mbak yang aku kenal deket narget nikah tahun ini, tetangga juga ada yang nikahan..ckckckc
Sebenarnya semuanya sih tidak terlalu dipikirkan, tetapi semenjak Bapak Ibu tanya, "apa sudah ada yang dekat atau mendekati? Bapak Ibu pengen ndang mantu, pengen punya cucu"
Rasanya seperti "ditembak". Speechless...apa daya kalau sudah orangtua yang bertanya?. Memang sebenarnya Bapak Ibu sudah sering 'kode' mengenai hal ini, Bikin kepikiran. Sepertinya dicarikan saja oleh orangtua itu lebih baik -_-".
            Dua puluh satu tahun. Rasanya cepat sekali hidup ini. Anak-anak--remaja--dewasa. Aku masih saja merasa kalau aku masih seperti anak-anak. Tapi perbincangan seperti itu, kegalauan TA, ditambah kehidupan setelah kuliah, bonus pertanyaan 'kapan nikah' juga menghantui, menyadarkan aku satu hal. DEWASA. semoga diumurku yang sekarang, tidak ada kata terlambat untuk terus belajar dewasa, baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Diiringi untuk terus belajar ilmu pengetahuan dan agama. Hingga aku siap menghadapi masa depan yang sebenarnya tidak mudah, dan siap untuk menikah serta berumahtangga. Bismillah....aku serahkan semuanya pada-Mu ya Allah tentang hidup dan matiku, rejeki, dan jodoh.
           Jodoh? Haruskah wanita yang mencari? ataukah sabar menunggu hingga datang pangeran hati? yang aku bisa lakukan saat ini MEMANTASKAN DIRI, karena JODOH PASTI BERTEMU dan TIDAK TERTUKAR. Siapa yang lebih dahulu meminta, istikharah, baru memutuskan menerima atau menolak.

"Aku ingin menjadi hamba yang taat pada Allah, anak yang berbakti kepada kedua orang tua, seseorang yang dirindukan oleh keluarga, istri shalihah yang patuh kepada suami, ibu yang mampu menghasilkan generasi rabbani, dan manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya." aamiin.
 "Allah, jika dia adalah adalah orang yang baik untuk agama, dunia, dan akhiratku, maka pertemukanlah kami dalam bingkai yang halal, pernikahan yang sah, dan ibadah yang Kau ridhai, jangan biarkan syaitan merusaknya, jagalah hatinya, begitu pula hatiku, kuatkahlah imannya pada-Mu, begitu juga imanku, perbaikilah perilakunya, begitu juga denganku, pantaskahlah dia untukku, begitupun pantaskanlah aku untuknya, aku tak ingin membuatnya terluka atas perilakuku, malu atas pribadiku, apalagi kecewa telah bersamaku, Begitupun denganku ya Allah. jadikan kami pasangan yang bahagia dunia dan akhirat. Tapi ya Allah, jika dia justru mengabaikan agama, menghancurkan dunia, dan menyengsarakan akhiratku, jauhkan lah dia dari ku dengan cara-Mu, dan berilah pengganti yang jauh lebih baik." aamiin.
"Allah, jika saat ini aku telah siap untuk menikah, aku mohon segera dekatkan dengan jodohku, agar keinginan ini tidak menjadi kerisauan yang akan menjadi jalan syaitan untuk menyesatkanku dan fitnah dari orang lain, serta agar aku bisa bersama membahagiakan orangtuaku dan orangtuanya. Namun jika aku belum siap, aku mohon persiapkan diriku untuk itu, hilangkan kegalauan ini agar aku dapat berkonsentrasi untuk memperbaiki diri, lupakan sejenak pikiran itu, lapangkan dan tenangkan hati ini, dan tanamkan bahwa suatu saat nanti pasti ada jodoh yang baik untukku. Aku percaya, Kau akan mempertemukan kami dalam waktu yang tepat dan tidak terlambat" :)

sumber: https://didisederhana.files.wordpress.com

Jumat, 20 Februari 2015

I am sorry, i love you Bapak..



http://www.idntimes.com/video/play/19/Anak-Ini-Membenci-Ayahnya-Tapi-Apa-yang-Diberikan-Ayahnya-Bakal-Membuatmu-Meneteskan-Air-Mata

Cahaya bisa dibilang cahaya, apabila dalam gelap.

Foto ini indah bukan? Tapi akan terasa biasa saja kalau keadaannya tidak gelap dan lampu menyala. Sama hal nya dengan kehidupan, musibah dan ujian dari Allah adalah cara-Nya untuk mengajarkan kita agar bersyukur dgn hal-hal yang kita anggap sepele dan biasa saja, serta tidak boleh meremehkan kebahagiaan sekecil apapun yang kita peroleh. Bukankah kebahagiaan akan lebih terasa sempurna setelah kita dihadapkan dengan kesedihan? Betapa indahnya hidup ini bila kita lihat dari sudut pandang yang baik. Percaya akan janji-Nya, berdo'a, bersabar dan berusahalah semaksimal mungkin, Allah yang Maha Segalanya tidak pernah tidur :)



"Hidup itu indah bukan karena kita mendapatkan apa-apa yang kita inginkan, tetapi karena bersyukur atas pemberian Allah, dan memandang segala hal dari sudut pandang yang baik."

Kamis, 22 Januari 2015

Aku wanita..

Aku wanita..


Banyak yang bilang kalau wanita berbeda dengan laki-laki, dalam segi apapun, termasuk prestasi dan mimpi. Banyak penelitian mengatakan bahwa di usia belia, wanita jauh lebih berprestasi dibandingkan laki-laki, namun semakin beranjak dewasa, laki-laki akan jauh berkembang lebih pesat dalam prestasinya dibanding wanita. Dalam hal ini tentu saja sedikit membuat saya sebagai wanita berkecil hati. Wanita juga ingin berprestasi dan bermimpi tinggi seperti laki-laki dan tidak mau kalah dengan kaum mereka. Wanita juga ingin mendapat IP tinggi, ingin banyak memenangkan lomba, ingin banyak mengumpulkan uang yang banyak, dan masih banyak lagi.

Namun, semakin dewasa, ditambah lagi Bapak yang selalu mengajarkan saya tentang hidup, Ibu yang mengajarkan saya kesederhanaan dan keikhlasan, saya menjadi lebih mengerti. Saya mengerti tujuan berprestasi dan bermimpi tinggi itu yang sebenarnya. Ya benar, membahagiakan dan bermanfaat bagi orang lain, tidak ada hal lain. Berprestasi tinggi bukan untuk ajang menyombongkan diri, bukan pula untuk meraih popularitas, apalagi memperkaya diri. Sering kali niat yang tulus, niat yang suci mudah saja terayu oleh kesenangan duniawi dan terjerembab oleh keinginan dipuji oleh orang lain. Syaitan memang mudah sekali menghamburkan dan melencengkan tujuan awal manusia yang mulia, baik dan suci. Tak mudah untuk melepaskan itu semua, terlebih dahulu membersihkan hati, jangan-jangan hati ini sudah sangat terkotori oleh dosa-dosa yang tidak disadari, jangan-jangan hati ini sudah terbangun tembok sok suci yang begitu tebal, hingga apapun yang dilakukan dianggap benar padahal sebenarnya adalah sebaliknya. Astaghfirullah. Meluruskan niat, menata hati, memperbaiki pola pikir, dan mengubah perbuatan menjadi lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut. Jalan menempuh tujuan tersebut tentu dengan cara yang baik pula, jalan yang diridhai-Nya. Setiap orang punya caranya sendiri, setiap orang punya jalannya sendiri, karena setiap orang berbeda, memiliki kelebihan masing-masing yang diberikan oleh Allah. Untuk itu, tak perlu takut, tak perlu khawatir bagi yang mau berusaha dan berdo’a. Tak perlu iri, dengki, dendam, karena setiap manusia itu istimewa, punya keren-nya sendiri-sendiri, namun tak boleh sombong karena di atas langit masih ada langit. Apa jadinya jika semua orang punya keistimewaan yang sama, punya passion yang sama, punya cara yang sama?? Kekacauanlah yang akan terjadi. Percayalah, Allah mengatur semuanya dengan baik, bahkan dengan sangat-sangat-sangat baik. Jika kesedihan datang menghadang, jika kegagalan menjadi batu sandungan, jika kekecewaan selalu mengiringi, percayalah Allah justru ingin menguatkan, ingin mengindahkan akhir yang akan dituai. Bagaimana mungkin bisa merasakan kebahagiaan jika tak pernah merasakan kesedihan? Bagaimana mungkin merasakan keberhasilan jika tak pernah merasakan kegagalan? Bagaimana mungkin merasakan kelegaan jika tak pernah merasakan kekecewaan? Hukum alam, sesuatu akan terasa lebih manis, apabila sebelumnya telah merasakan rasa pahit. Semuanya akan indah pada waktunya bagi yang percaya pada janji-Nya. Keep positif thinking, keep fighting! J

Tentu sebagai wanita yang ingin mencapai tujuan tersebut, saya memiliki cara, jika boleh disebutkan, inilah mimpi saya..
1.      Lulus S1 dengan masa studi selama 4 tahun.
2.      Sebelum lulus S1 memiliki bisnis buku dengan misi untuk membuka perpustakaan mini di panti Asuhan, di sanggar anak jalanan, dan di sekolah dengan ekonomi yang rendah.
3.      Melanjutkan S2 di Jepang di bidang kimia kesehatan, atau bila di dalam negeri melanjutkan S2 farmasi di UGM atau ITB.
4.      Menjadi peneliti tentang kimia kesehatan sehingga dapat berkontribusi sebagai perantasa mengobati suatu penyakit.
5.      Menikah pada umur 24.
6.      Menghajikan Bapak dan Ibu.
7.      Melanjutkan S3 di Jerman bersama suami.
8.      Memiliki banyak anak.
9.      Menjadi ibu rumah tangga yang produktif.
10.  Membangun yayasan yatim piatu, sanggar sekolah gratis untuk anak jalanan dan tidak mampu, serta mendirikan panti werdha.
Sekali lagi, itu semua hanya rencana saya, keinginan saya, tetapi semuanya Allah yang menentukan, entah dibelokkan, diputarbalikkan, saya percaya ketentuan-Nya adalah yang terbaik. Yang terpenting adalah saya bisa membahagiakan orang di sekitar saya, bermanfaat bagi orang lain dan tidak mengecewakan siapapun. Jika suatu pencapaian yang terpenting adalah proses, tetapi dalam hal ini, bukan tentang cara, tetapi tentang tujuan.

Tujuan adalah suatu yang harus dicapai, tentang caranya, entah bagaimanapun itu, yang penting baik menurut-Nya.

Wanita dan laki-laki tidak ada yang menang ataupun ada yang kalah, mereka berdampingan, berjalan bersama, menjalankan semuanya sesuai porsinya masing-masing.