Kamis, 22 Januari 2015

Aku wanita..

Aku wanita..


Banyak yang bilang kalau wanita berbeda dengan laki-laki, dalam segi apapun, termasuk prestasi dan mimpi. Banyak penelitian mengatakan bahwa di usia belia, wanita jauh lebih berprestasi dibandingkan laki-laki, namun semakin beranjak dewasa, laki-laki akan jauh berkembang lebih pesat dalam prestasinya dibanding wanita. Dalam hal ini tentu saja sedikit membuat saya sebagai wanita berkecil hati. Wanita juga ingin berprestasi dan bermimpi tinggi seperti laki-laki dan tidak mau kalah dengan kaum mereka. Wanita juga ingin mendapat IP tinggi, ingin banyak memenangkan lomba, ingin banyak mengumpulkan uang yang banyak, dan masih banyak lagi.

Namun, semakin dewasa, ditambah lagi Bapak yang selalu mengajarkan saya tentang hidup, Ibu yang mengajarkan saya kesederhanaan dan keikhlasan, saya menjadi lebih mengerti. Saya mengerti tujuan berprestasi dan bermimpi tinggi itu yang sebenarnya. Ya benar, membahagiakan dan bermanfaat bagi orang lain, tidak ada hal lain. Berprestasi tinggi bukan untuk ajang menyombongkan diri, bukan pula untuk meraih popularitas, apalagi memperkaya diri. Sering kali niat yang tulus, niat yang suci mudah saja terayu oleh kesenangan duniawi dan terjerembab oleh keinginan dipuji oleh orang lain. Syaitan memang mudah sekali menghamburkan dan melencengkan tujuan awal manusia yang mulia, baik dan suci. Tak mudah untuk melepaskan itu semua, terlebih dahulu membersihkan hati, jangan-jangan hati ini sudah sangat terkotori oleh dosa-dosa yang tidak disadari, jangan-jangan hati ini sudah terbangun tembok sok suci yang begitu tebal, hingga apapun yang dilakukan dianggap benar padahal sebenarnya adalah sebaliknya. Astaghfirullah. Meluruskan niat, menata hati, memperbaiki pola pikir, dan mengubah perbuatan menjadi lebih baik untuk mencapai tujuan tersebut. Jalan menempuh tujuan tersebut tentu dengan cara yang baik pula, jalan yang diridhai-Nya. Setiap orang punya caranya sendiri, setiap orang punya jalannya sendiri, karena setiap orang berbeda, memiliki kelebihan masing-masing yang diberikan oleh Allah. Untuk itu, tak perlu takut, tak perlu khawatir bagi yang mau berusaha dan berdo’a. Tak perlu iri, dengki, dendam, karena setiap manusia itu istimewa, punya keren-nya sendiri-sendiri, namun tak boleh sombong karena di atas langit masih ada langit. Apa jadinya jika semua orang punya keistimewaan yang sama, punya passion yang sama, punya cara yang sama?? Kekacauanlah yang akan terjadi. Percayalah, Allah mengatur semuanya dengan baik, bahkan dengan sangat-sangat-sangat baik. Jika kesedihan datang menghadang, jika kegagalan menjadi batu sandungan, jika kekecewaan selalu mengiringi, percayalah Allah justru ingin menguatkan, ingin mengindahkan akhir yang akan dituai. Bagaimana mungkin bisa merasakan kebahagiaan jika tak pernah merasakan kesedihan? Bagaimana mungkin merasakan keberhasilan jika tak pernah merasakan kegagalan? Bagaimana mungkin merasakan kelegaan jika tak pernah merasakan kekecewaan? Hukum alam, sesuatu akan terasa lebih manis, apabila sebelumnya telah merasakan rasa pahit. Semuanya akan indah pada waktunya bagi yang percaya pada janji-Nya. Keep positif thinking, keep fighting! J

Tentu sebagai wanita yang ingin mencapai tujuan tersebut, saya memiliki cara, jika boleh disebutkan, inilah mimpi saya..
1.      Lulus S1 dengan masa studi selama 4 tahun.
2.      Sebelum lulus S1 memiliki bisnis buku dengan misi untuk membuka perpustakaan mini di panti Asuhan, di sanggar anak jalanan, dan di sekolah dengan ekonomi yang rendah.
3.      Melanjutkan S2 di Jepang di bidang kimia kesehatan, atau bila di dalam negeri melanjutkan S2 farmasi di UGM atau ITB.
4.      Menjadi peneliti tentang kimia kesehatan sehingga dapat berkontribusi sebagai perantasa mengobati suatu penyakit.
5.      Menikah pada umur 24.
6.      Menghajikan Bapak dan Ibu.
7.      Melanjutkan S3 di Jerman bersama suami.
8.      Memiliki banyak anak.
9.      Menjadi ibu rumah tangga yang produktif.
10.  Membangun yayasan yatim piatu, sanggar sekolah gratis untuk anak jalanan dan tidak mampu, serta mendirikan panti werdha.
Sekali lagi, itu semua hanya rencana saya, keinginan saya, tetapi semuanya Allah yang menentukan, entah dibelokkan, diputarbalikkan, saya percaya ketentuan-Nya adalah yang terbaik. Yang terpenting adalah saya bisa membahagiakan orang di sekitar saya, bermanfaat bagi orang lain dan tidak mengecewakan siapapun. Jika suatu pencapaian yang terpenting adalah proses, tetapi dalam hal ini, bukan tentang cara, tetapi tentang tujuan.

Tujuan adalah suatu yang harus dicapai, tentang caranya, entah bagaimanapun itu, yang penting baik menurut-Nya.

Wanita dan laki-laki tidak ada yang menang ataupun ada yang kalah, mereka berdampingan, berjalan bersama, menjalankan semuanya sesuai porsinya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar