Aku wanita..
Banyak yang bilang kalau wanita
berbeda dengan laki-laki, dalam segi apapun, termasuk prestasi dan mimpi.
Banyak penelitian mengatakan bahwa di usia belia, wanita jauh lebih berprestasi
dibandingkan laki-laki, namun semakin beranjak dewasa, laki-laki akan jauh
berkembang lebih pesat dalam prestasinya dibanding wanita. Dalam hal ini tentu
saja sedikit membuat saya sebagai wanita berkecil hati. Wanita juga ingin
berprestasi dan bermimpi tinggi seperti laki-laki dan tidak mau kalah dengan
kaum mereka. Wanita juga ingin mendapat IP tinggi, ingin banyak memenangkan
lomba, ingin banyak mengumpulkan uang yang banyak, dan masih banyak lagi.
Namun, semakin dewasa, ditambah lagi
Bapak yang selalu mengajarkan saya tentang hidup, Ibu yang mengajarkan saya
kesederhanaan dan keikhlasan, saya menjadi lebih mengerti. Saya mengerti tujuan
berprestasi dan bermimpi tinggi itu yang sebenarnya. Ya benar, membahagiakan dan
bermanfaat bagi orang lain, tidak ada hal lain. Berprestasi tinggi bukan untuk
ajang menyombongkan diri, bukan pula untuk meraih popularitas, apalagi
memperkaya diri. Sering kali niat yang tulus, niat yang suci mudah saja terayu
oleh kesenangan duniawi dan terjerembab oleh keinginan dipuji oleh orang lain.
Syaitan memang mudah sekali menghamburkan dan melencengkan tujuan awal manusia
yang mulia, baik dan suci. Tak mudah untuk melepaskan itu semua, terlebih
dahulu membersihkan hati, jangan-jangan hati ini sudah sangat terkotori oleh
dosa-dosa yang tidak disadari, jangan-jangan hati ini sudah terbangun tembok
sok suci yang begitu tebal, hingga apapun yang dilakukan dianggap benar padahal
sebenarnya adalah sebaliknya. Astaghfirullah. Meluruskan niat, menata hati,
memperbaiki pola pikir, dan mengubah perbuatan menjadi lebih baik untuk
mencapai tujuan tersebut. Jalan menempuh tujuan tersebut tentu dengan cara yang
baik pula, jalan yang diridhai-Nya. Setiap orang punya caranya sendiri, setiap
orang punya jalannya sendiri, karena setiap orang berbeda, memiliki kelebihan
masing-masing yang diberikan oleh Allah. Untuk itu, tak perlu takut, tak perlu
khawatir bagi yang mau berusaha dan berdo’a. Tak perlu iri, dengki, dendam,
karena setiap manusia itu istimewa, punya keren-nya sendiri-sendiri, namun tak
boleh sombong karena di atas langit masih ada langit. Apa jadinya jika semua
orang punya keistimewaan yang sama, punya passion yang sama, punya cara yang
sama?? Kekacauanlah yang akan terjadi. Percayalah, Allah mengatur semuanya
dengan baik, bahkan dengan sangat-sangat-sangat baik. Jika kesedihan datang
menghadang, jika kegagalan menjadi batu sandungan, jika kekecewaan selalu mengiringi,
percayalah Allah justru ingin menguatkan, ingin mengindahkan akhir yang akan
dituai. Bagaimana mungkin bisa merasakan kebahagiaan jika tak pernah merasakan
kesedihan? Bagaimana mungkin merasakan keberhasilan jika tak pernah merasakan
kegagalan? Bagaimana mungkin merasakan kelegaan jika tak pernah merasakan
kekecewaan? Hukum alam, sesuatu akan terasa lebih manis, apabila sebelumnya
telah merasakan rasa pahit. Semuanya akan indah pada waktunya bagi yang percaya
pada janji-Nya. Keep positif thinking, keep fighting! J
Tentu sebagai wanita yang ingin
mencapai tujuan tersebut, saya memiliki cara, jika boleh disebutkan, inilah
mimpi saya..
1. Lulus S1 dengan masa studi selama 4
tahun.
2. Sebelum lulus S1 memiliki bisnis buku
dengan misi untuk membuka perpustakaan mini di panti Asuhan, di sanggar anak
jalanan, dan di sekolah dengan ekonomi yang rendah.
3. Melanjutkan S2 di Jepang di bidang
kimia kesehatan, atau bila di dalam negeri melanjutkan S2 farmasi di UGM atau
ITB.
4. Menjadi peneliti tentang kimia
kesehatan sehingga dapat berkontribusi sebagai perantasa mengobati suatu penyakit.
5. Menikah pada umur 24.
6. Menghajikan Bapak dan Ibu.
7. Melanjutkan S3 di Jerman bersama
suami.
8. Memiliki banyak anak.
9. Menjadi ibu rumah tangga yang
produktif.
10. Membangun yayasan yatim piatu,
sanggar sekolah gratis untuk anak jalanan dan tidak mampu, serta mendirikan
panti werdha.
Sekali lagi, itu semua hanya rencana saya, keinginan saya,
tetapi semuanya Allah yang menentukan, entah dibelokkan, diputarbalikkan, saya
percaya ketentuan-Nya adalah yang terbaik. Yang terpenting adalah saya bisa
membahagiakan orang di sekitar saya, bermanfaat bagi orang lain dan tidak
mengecewakan siapapun. Jika suatu pencapaian yang terpenting adalah proses,
tetapi dalam hal ini, bukan tentang cara, tetapi tentang tujuan.
Tujuan adalah suatu yang harus dicapai, tentang caranya, entah bagaimanapun itu, yang penting baik menurut-Nya.
Wanita dan laki-laki tidak ada yang menang ataupun ada yang kalah, mereka berdampingan, berjalan bersama, menjalankan semuanya sesuai porsinya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar