Yee akhirnya sidang juga… Yee Alhamdulillah
sudah wisuda sarjana…(tawa bahagia)
Beberapa hari kemudian setelah
wisuda..
Tak terhitung berapa orang yang
bertanya macam-macam dengan versi yang berbeda, namun intinya adalah “akan
kemana setelah ini?”. Dan tak sedikit yang memberi pilihan “kerja, S2, atau
nikah?”. Dengan jawaban yang sedikit becanda saya menjawab, “ketiga-tiganya
bisa nggak? Haha :p”. Awal pertanyaan ditanggapi dengan becanda, tapi lama-lama
kok sedih juga ya?. Sekarang bukan saatnya lagi main-main, hahahihi seenaknya.
Sepertinya gelar itu memberikanku amanah yang besar dan tentunya harus lebih
bertanggungjawab lagi. Menganggur di rumah rasanya merasa bersalah, masih
meminta uang kepada orang tua apalagi.
S2?
Sekolah S2 tidak mengeluarkan uang yang sedikit. Belum biaya hidup, ditambah lagi biaya penelitian yang harus dipikirkan bila tidak lagi dibiayai. Keluargaku bukan orang kaya uang, untuk itu apabila ingin sekolah lagi HARUS berbeasiswa. Beasiswa yang seharusnya ada yaitu beasiswa fasttrack, fresh graduate, BPP-DN, BPP-LN dan LPDP. Namun saat ini beasiswa fasttrack, freshgraduate sudah dihapuskan. Beasiswa BPP-DN dan BPP-LN hanya diperuntukkan bagi tenaga pendidik. Beasiswa fasttrack mulai tahun ini diganti dengan beasiswa PMDSU dan LPDP. Beasiswa PMDSU yaitu beasiswa S2 yang langsung dilanjutkan S3 hanya dalam waktu 4 tahun. Beasiswa ini harus dibimbing oleh promotor yang telah ditetapkan oleh DIKTI. Namun, pada tahun ini, dosen pembimbing saya terdahulu ketika mengerjakan TA (dosen satu-satunya yang ahli d bidang sintesis senyawa organic-bidang minat yang saya ambil) bukan merupakan promotor karena kesalahan teknis. Sehingga jika tahun depan dosen saya tersebut tidak menjadi promotor, maka mau tak mau harus cari universitas lain yang memiliki promotor dengan bidang yang saya ambil. Dan yang terpikir saat ini adalah UGM dan ITB. Tapi lagi-lagi, aku tidak tega meninggalkan orangtua ku hanya berdua, karena pasti aku akan jarang pulang. Beasiswa selanjutnya yang masih ada yaitu LPDP. Beasiswa LPDP hanya dapat digunakan untuk sekolah di universitas dengan akreditasi A. Sayangnya, S2 Kimia ITS masih terakreditasi B, sehingga mau tidak mau harus di luar ITS (kembali ke masalah awal). Selain itu beasiswa LPDP menetapkan syarat toefl ITP >500 untuk universitas dalam negeri dan >550 untuk universitas luar negeri. Tentu aku masih belum bisa memenuhi persyaratan lagi. Jadi intinya, aku harus belajar bahasa inggris lagi. Semangaaaat! J
Sekolah S2 tidak mengeluarkan uang yang sedikit. Belum biaya hidup, ditambah lagi biaya penelitian yang harus dipikirkan bila tidak lagi dibiayai. Keluargaku bukan orang kaya uang, untuk itu apabila ingin sekolah lagi HARUS berbeasiswa. Beasiswa yang seharusnya ada yaitu beasiswa fasttrack, fresh graduate, BPP-DN, BPP-LN dan LPDP. Namun saat ini beasiswa fasttrack, freshgraduate sudah dihapuskan. Beasiswa BPP-DN dan BPP-LN hanya diperuntukkan bagi tenaga pendidik. Beasiswa fasttrack mulai tahun ini diganti dengan beasiswa PMDSU dan LPDP. Beasiswa PMDSU yaitu beasiswa S2 yang langsung dilanjutkan S3 hanya dalam waktu 4 tahun. Beasiswa ini harus dibimbing oleh promotor yang telah ditetapkan oleh DIKTI. Namun, pada tahun ini, dosen pembimbing saya terdahulu ketika mengerjakan TA (dosen satu-satunya yang ahli d bidang sintesis senyawa organic-bidang minat yang saya ambil) bukan merupakan promotor karena kesalahan teknis. Sehingga jika tahun depan dosen saya tersebut tidak menjadi promotor, maka mau tak mau harus cari universitas lain yang memiliki promotor dengan bidang yang saya ambil. Dan yang terpikir saat ini adalah UGM dan ITB. Tapi lagi-lagi, aku tidak tega meninggalkan orangtua ku hanya berdua, karena pasti aku akan jarang pulang. Beasiswa selanjutnya yang masih ada yaitu LPDP. Beasiswa LPDP hanya dapat digunakan untuk sekolah di universitas dengan akreditasi A. Sayangnya, S2 Kimia ITS masih terakreditasi B, sehingga mau tidak mau harus di luar ITS (kembali ke masalah awal). Selain itu beasiswa LPDP menetapkan syarat toefl ITP >500 untuk universitas dalam negeri dan >550 untuk universitas luar negeri. Tentu aku masih belum bisa memenuhi persyaratan lagi. Jadi intinya, aku harus belajar bahasa inggris lagi. Semangaaaat! J
Kerja?
Sungguh aku juga ingin sekali bekerja. Jika sekolah lagi pun aku tetap ingin bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku (tidak lagi meminta uang kepada orangtua). Jika memang takdirnya bekerja dan boleh memilih bekerja dimana, maka aku akan pilih pekerjaan yang dekat dari rumah, dan bekerja diperusahaan obat atau makanan. Dan jika boleh dikerucutkan, aku ingin bekerja di BPOM, karena di jaman sekarang ini, bahan-bahan kimia sudah semakin banyak yang disalahgunakan, padahal tujuan awal dibuatnya bahan kimia tersebut justru ingin berguna bagi manusia itu sendiri, bukan malah sebaliknya. Namun disini permasalahannya, mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalikkan tangan, Keadaan ekonomi Indonesia yang semakin sulit, membuat semakin banyaknya para pencari pekerjaan. Tapi aku percaya, manusia mempunyai rejekinya masing-masing, tidak usa khawatir! J
Sungguh aku juga ingin sekali bekerja. Jika sekolah lagi pun aku tetap ingin bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku (tidak lagi meminta uang kepada orangtua). Jika memang takdirnya bekerja dan boleh memilih bekerja dimana, maka aku akan pilih pekerjaan yang dekat dari rumah, dan bekerja diperusahaan obat atau makanan. Dan jika boleh dikerucutkan, aku ingin bekerja di BPOM, karena di jaman sekarang ini, bahan-bahan kimia sudah semakin banyak yang disalahgunakan, padahal tujuan awal dibuatnya bahan kimia tersebut justru ingin berguna bagi manusia itu sendiri, bukan malah sebaliknya. Namun disini permasalahannya, mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalikkan tangan, Keadaan ekonomi Indonesia yang semakin sulit, membuat semakin banyaknya para pencari pekerjaan. Tapi aku percaya, manusia mempunyai rejekinya masing-masing, tidak usa khawatir! J
Nikah?
Hahaha no comment lah. Siapapun, dimanapun, bagaimanapun, apapun, kapanpun, jika memang jodoh, pasti bertemu di pelaminian. Memperbaiki diri sepertinya lebih baik J
Hahaha no comment lah. Siapapun, dimanapun, bagaimanapun, apapun, kapanpun, jika memang jodoh, pasti bertemu di pelaminian. Memperbaiki diri sepertinya lebih baik J
Akan kemana setelah ini? Biarlah
Allah yang menunjukkan jalannya, tugas manusia hanyalah berikhtiar dan terus
berdoa bukan? Hidup, mati, rejeki, jodoh itu di tangan Allah. Allah Maha
Mengetahui sedangkan kita tidak. Percaya takdir-Nya indah pada waktunya J
“Hidup ini memang dihadapkan pada banyak pilihan, pilihlah yang membuatmu bahagia. Bukankah bahagiamu ketika melihat orang-orang yang kamu sayangi bahagia?” (seseorang, 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar