KOLOKIUM. Kolokium sebagai latihan bagi mahasiswa kimia untuk menulis TA dan mempresentasikannya melalui SIDANG TERBUKA. Kata sidang seperti jadi hantu di akhir semester untuk matkul 2 SKS ini. Meskipun hanya 2 sks, mata kuliah ini cukup menjadi perhatian setiap harinya.
Langkah awal sebelum "mengklik" mata kuliah ini di FRS integra ITS, harus memastikan bahwa mahasiswa tersebut sudah memiliki dosen pembimbing. Teman-temanku seangkatan memang super rajin. Di semester 4 awal sudah mencari dosen pembimbing kolokium. Aku yang notabene anak yang santai, dan masih disibukkan urusan organisasi baru mencari dosen pembimbing di pertengahan semester 5. Meskipun begitu, aku ingin tetap mendapatkan dosen pembimbing yang spesial. Spesial dalam arti memiliki kelebihan yang akan membuat pengetahuan saya bertambah, tentunya dalam hal ini bukan dalam zona nyaman. Ya, memang saya suka tantangan :D . Setelah berpikir, ya! Aku ingin menjadi anak bimbing Bu Irmina, dosen yang sangat terkenal karena kedisiplinannya. Untuk bertemu Bu Irmina saja harus menarik napas panjang-panjang, dan membaca surat Al Fatihah agat dilancarkan hehe.
Awal melamar Bu Irmina sebagai dosen pembimbing, aku dikader terlebih dahulu melalui hal yang sangat sederhana tapi sangat membuat saya gugup. Ya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun aku orang Indonesia, sepertinya aku belum sepenuhnya paham mengenai bahasa ini, terlebih rasa gugup yang membuatnya semakin kacau.
Bu Irmina : ya silahkan duduk, ada apa?
Aku : iya Bu, tentang kolokium, saya ingin menjadi anak bimbing Ibu, apakah Ibu mau?
Bu Irmina : salah bahasanya, masa' begitu?
Aku : apakah ibu berkenan menjadi dosen pembimbing saya?
Bu Irmina : masih belum tepat
Aku : (terdiam) (berpikir keras)
Bu Irmina : ayo, masa' ga tau? Saya kasih waktu..
.....1 menit berlalu dalam keadaan hening.....
Bu Irmina : bersedia, bukan mau atau berkenan..
Aku : oh iya Bu maaf, apakah ibu bersedia menjadi dosen pembimbing saya?
...perbincangan masih terus berlanjut hingga akhirnya Bu Irmina bersedia menjadi dosen pembimbingku,,alhamdulillah, keluar ruangan beliau dengan napas yang lega sekaligus senang.
Aku merupakan satu-satunya anak bimbing beliau dalam mata kuliah kolokium ini, jadi apapun, menunggu, bimbingan, mengerjakan kolokium ini, saya sendirian. Benar-benar harus mandiri, dan berjuanh sendiri. Tak apa, aku menikmatinya. Begitupun, aku merasa semakin dekat dengan dosen pembimbing sekaligus dosen waliku ini. Bu Irmina sangat baik dan telaten ketika mengajariku, banyak hal-hal di luar mata kuliah ini yang aku dapat dari beliau, yaitu mengenai hidup. Meskipun berbeda agama, Bu Irmina sangat toleran, bahkan beliau mengingatkan agar selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta. Dan alhamdulillah, mata kuliah ini berakhir manis, dengan huruf A yang terpampang di integra :)
Awal melamar Bu Irmina sebagai dosen pembimbing, aku dikader terlebih dahulu melalui hal yang sangat sederhana tapi sangat membuat saya gugup. Ya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun aku orang Indonesia, sepertinya aku belum sepenuhnya paham mengenai bahasa ini, terlebih rasa gugup yang membuatnya semakin kacau.
Bu Irmina : ya silahkan duduk, ada apa?
Aku : iya Bu, tentang kolokium, saya ingin menjadi anak bimbing Ibu, apakah Ibu mau?
Bu Irmina : salah bahasanya, masa' begitu?
Aku : apakah ibu berkenan menjadi dosen pembimbing saya?
Bu Irmina : masih belum tepat
Aku : (terdiam) (berpikir keras)
Bu Irmina : ayo, masa' ga tau? Saya kasih waktu..
.....1 menit berlalu dalam keadaan hening.....
Bu Irmina : bersedia, bukan mau atau berkenan..
Aku : oh iya Bu maaf, apakah ibu bersedia menjadi dosen pembimbing saya?
...perbincangan masih terus berlanjut hingga akhirnya Bu Irmina bersedia menjadi dosen pembimbingku,,alhamdulillah, keluar ruangan beliau dengan napas yang lega sekaligus senang.
Aku merupakan satu-satunya anak bimbing beliau dalam mata kuliah kolokium ini, jadi apapun, menunggu, bimbingan, mengerjakan kolokium ini, saya sendirian. Benar-benar harus mandiri, dan berjuanh sendiri. Tak apa, aku menikmatinya. Begitupun, aku merasa semakin dekat dengan dosen pembimbing sekaligus dosen waliku ini. Bu Irmina sangat baik dan telaten ketika mengajariku, banyak hal-hal di luar mata kuliah ini yang aku dapat dari beliau, yaitu mengenai hidup. Meskipun berbeda agama, Bu Irmina sangat toleran, bahkan beliau mengingatkan agar selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta. Dan alhamdulillah, mata kuliah ini berakhir manis, dengan huruf A yang terpampang di integra :)
"Keluarlah dari zona nyaman, carilah tantangan, berjuang untuk setiap prosesnya, tunggu hasil yang membanggakan!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar