Minggu, 12 Oktober 2014

CINTA?


Apa itu cinta? Apa yang membuat seseorang jatuh cinta?

Aku akui, aku sulit jatuh cinta, bahkan selektif dan memiliki kriteria bermacam-macam dalam memilih seseorang yang akan dicintai. Tapi ketika cinta datang, aku tidak bisa berkata apa-apa, hanya hati yang bisa mengungkapkannya. Kriteria bukan menjadi soal, tidak ada di dalam dirinya pun aku bisa menerima apa adanya. Untuk mengelak pun hanya lidah yang bisa mengatakan tidak dengan malu-malu, tetapi bibir ini selalu saja memancarkan senyum simpul tak terhingga dan hati yang terus bergetar membuat tubuh terasa tak berdaya. Otak yang biasanya begitu realistis seakan terdikte untuk menjadi imajinatif sebagai imbasnya. Subhanallah, Yaa muqallibal quluub..begitu mudahnya Allah membolak-balikkan hati manusia.
Cinta itu fitrah, anugrah dari Allah. Begitupun cinta itu suci, harus dijaga kesuciannya agar tidak terkotori dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Manusia terkadang lupa karena terbelenggu indahnya cinta, membuat segalanya buta. Namun bukanlah cinta yang membutakannya, tetapi setan yang hendak menjerumuskan kita. Biarkanlah cinta itu tetap fitrah dan suci pada awal dan akhirnya. Untuk itulah prinsip dalam hidup perlu aku buat. Memaknai cinta bukan sekedar kesenangan, tetapi dengan keimanan. Mengartikan cinta bukan hanya sesaat, tetapi hingga akhirat.
Mengapa kata cinta saat ini mudah sekali diucapkan meskipun ikatan keduanya sebenarnya masih “ya ya tidak tidak bisa jadi bisa jadi”, belum jelas, dan masih jadi tebak-tebakan manusia terhadap takdir-Nya?

Mengatakan cinta kepada seseorang ketika membaca puisi di depan kelas
Mengatakan cinta kepada seseorang di depan guru
Mengatakan cinta kepada seseorang sambil bersepeda lalu berteriak-teriak
Mengatakan cinta kepada seseorang melalui surat
Mengatakan cinta kepada seseorang menggunakan balon puisi cinta ala bahasa fisika
Mengatakan cinta kepada seseorang di jalan raya ketika lampu lalu lintas berwarna merah
Mengatakan cinta kepada seseorang ketika hujan gerimis
Mengatakan cinta kepada seseorang di bawah cahaya bulan purnama
Mengatakan cinta kepada seseorang melalui medsos
Mengatakan cinta kepada seseorang melalui orang lain
Mengatakan cinta kepada seseorang di bawah cahaya bulan purnama

Semuanya, tidak ada yang paling romantis, selain mengatakan cinta itu kepada orangtuaku, memintaku, lalu berjabat tangan dengan ayahku, kemudian ayahku berkata,

"Ankahtuka wa Zawwajtuka Makhtubataka Binti ....... alal Mahri ..... "

Dan engkau pun menjawab..

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur wa Radhiitu bihi, Wallahu Waliyut Taufiq."


Aku tidak butuh kata-kata manismu, aku juga tidak butuh janjimu kapan untuk mengatakan ikrar itu. 5 tahun lagi? 4 tahun lagi? 3 tahun lagi? 2 tahun lagi? 1 tahun lagi? Aku hanya perlu bukti. Bukti kesungguhan akan adanya ikrar itu. Ikrar yang tidak hanya dimintai pertanggungjawaban oleh orangtua maupun keluargaku, tetapi Allah yang Maha segalanya.  

BELUM SIAP?????

“Pergilah, lakukan yang terbaik untuk orang-orang yang kamu sayangi karena Allah, tunjukkan baktimu pada agama, keluarga dan bangsamu terlebih dahulu, aku tidak ingin mengganggumu."



Maaf, jika aku tidak menginginkan hubungan tanpa komitmen yang sah, hubungan yang tidak direstui Allah. Bukan bermaksud ingin terlihat sok suci atau sok alim, hanya saja aku ingin menjadi wanita baik-baik, melakukan yang terbaik untuk suamiku kelak, apapun yang bisa menjadikan dia yang pertama, aku ingin lakukan, sebisa mungkin. Aku ingin hanya dia lah laki-laki yang bukan keluargaku yang kelak paling aku istimewakan. Akankah itu kamu? Siapapun laki-laki itu, semoga dia kelak juga begitu terhadapku.
            Pergilah, belum tentu aku yang akan menjadi perhiasanmu, belum tentu aku yang terbaik untukmu. Buatlah istrimu adalah wanita yang paling bahagia mendapatkanmu. Aku disini pun begitu, akan berusaha memperbaiki diri, belajar menjadi hamba Allah yang baik, anak yang berbakti kepada orangtua, seseorang yang mampu membahagiakan keluarga, istri yang shalihah, ibu yang mampu menghasilkan generasi rabbani, menantu yang bisa dibanggakan oleh keluargamu dan manusia yang dapat bermanfaat bagi sekitarnya. Aamiin.
Jodoh. Hanya 1 kata. Tapi susah sekali bila diartikan secara tersurat makna dari kata ini,  yang pasti, jodoh adalah rahasia Allah dan janji-Nya. Jodoh tidak akan salah dan tidak akan tertukar. Aku percaya itu, sesuai seperti firman-Nya:

Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (Qs. An Nur:26)

Sungguh, aku tidak menuntut lebih, aku hanya ingin suami yang terbaik untukku, dan aku yang terbaik untuk suamiku. Suami yang mampu membimbingku, dan aku akan berusaha menjadi pelengkap serta penyempurnanya. InsyaAllah.
Biarlah Allah yang akan menyingkap rahasia-Nya, tunggulah Allah memenuhi janji-Nya. Waktu akan menjawab semuanya. Karena aku tak ingin mendikte-Nya.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Berusahalah, berdo’a, bersabar dan berserahlah. Begitu juga nasehat untukku.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Kitab Sahih Muslim no. 4832) 


Akankah itu engkau? Wallahu A’lam..


Sidoarjo, Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar