Waktu cepat
sekali berputar, tanpa terasa aku sebesar ini. Mengenal banyak orang, tetapi
tak ada yang seistimewa selain mengenal sosok Ibu, seseorang pemilik rahim tempat
ku dititipkan Allah pertama kali.
Seseorang
yang selalu membangunkanku setiap pagi, tanpa lelah naik turun tangga, rela
keluar masuk kamar hingga aku benar-benar terbangun. Jika Ibu buru-buru ke
pasar pun, Ibu selalu meneleponku hingga aku mengangkatnya dan bangun dari
tempat tidur.
Seseorang
yang rela tidak makan agar anak-anaknya makan. Ketika kita sekeluarga makan
bersama, dengan porsi yang sama, selalu saja ibu memberikan lauknya untuk
anak-anaknya. Ketika ada makanan tetapi terbatas, ibu selalu berkata, “Ini makanen, ibu sudah
kenyang”. Padahal aku tau ibu belum makan sama sekali. Atau, jika tidak berkata
seperti itu, ibu akan bilang seperti ini, “makanen dulu, kalo ndak habis, baru
Ibu makan.”
Seseorang
yang menemaniku belajar, jam 2 pagi pun Ibu rela duduk di sampingku untuk menyemangatiku
belajar. Terkadang aku melihat ibu tertidur karena tidak kuat menahan kantuk, tapi
bagiku itupun tak masalah, karena dengan melihat ibu berada di sampingku, itu
sudah memberikan ketenangan dan semangat tersendiri.
Seseorang
yang rela menjemput anaknya ketika anaknya sakit. Ibu rela ijin tidak masuk
kerja, dan lebih memilih pergi ke Surabaya, untuk memastikan keadaanku, dan
menjemputku pulang untuk dirawat di rumah.
Seseorang
yang rela mengajariku mengaji, mengejakan satu demi satu, mengulang ayat demi
ayat agar aku dapat memahaminya. Mengajariku shalat, shalat yang baik dan
benar. Teringat sewaktu aku kecil, sudah diajak shalat berjamaah bersama,
ketika tahiyatul akhir, aku memegang telunjuk ibu, untuk mengetahui apa yang
dilakukan telunjuk ibu, dan dengan polos bertanya, “Jari ibu kenapa? ngapain
kok gitu” dan pertanyaan aneh lain lagi, “Ibu, kalo doa shalat nya pake lagu
balonku apa boleh?” Benar-benar masih polos, namun masih terngiang hingga
sekarang dan membuat tertawa sendiri.
Seseorang
yang paling khawatir ketika anak-anaknya
sedang ada masalah, mungkin ini lah mengapa Ibu sering dibilang cerewet, tapi
bagiku tidak, bagiku khawatir Ibu adalah ketulusan yang terungkap secara
berlebih, bukan berlebihan. Teringat ketika aku akan pergi KP, ibu membelikanku
obat maag hingga 10 kaplet, membelikanku vitamin C, menanyakan terus menerus
apakah sudah dapat tiket kereta, apakah sudah koordinasi dengan teman-temanku,
hingga membawakanku makanan dan memasaknya ketika malam hari karena esok pagi
aku sudah berangkat dan masih banyak lagi. Teringat cerita lucu, ketika aku
dulu masih kecil, aku suka sekali menggambar, sprei sering kali aku coret-coret
tidak jelas, badanku pun tidak luput menjadi lahan untuk menggambar. Secara
polos, aku memberi bintik-bintik merah di badanku menggunakan spidol merah yang
kemudian dicampur spidol biru, kemudian aku tinggal tidur tanpa
membersihkannya. Ibu yang membangunkanku tiba-tiba tersentak kaget dan sempat
akan membawaku ke puskesmas karena mengira aku terkena demam berdarah, setelah
aku terbangun, aku baru mengatakan bahwa ini karya gambaran tanganku.
(hehe nakal ya aku waktu kecil? :p )
Seseorang itu adalah IBUKU..IBUKU..IBUKU..
Dan masih
banyak lagi yang ibu rela lakukan…
Aku tidak
setuju ketika banyak orang berkata bahwa ibu yang bekerja tidak dapat merawat
dan mendidik anaknya sebaik ibu yang tidak bekerja. Sama sekali tidak setuju.
Justru dengan begitu ibu mengajarkanku untuk lebih mandiri, Ketika bapak dan
ibu belum pulang bekerja ketika makan siang, aku memasak sendiri karena Ibuku
telah mengajarinya jauh-jauh hari. Ketika Ibu tidak sempat menyetrika baju
seragamku karena pagi-pagi harus berangkat bekerja, Ibu mengajariku menyeterika
baju jauh-jauh sebelum hal itu,
Ibu yang
selalu mengajariku kesederhanaan, kelembutan, kerja keras, mandiri, tidak
manja, dan taat agama. Ibu yang
selalu menjaga romantisme bersama Bapak, sering menyuapi Bapakku, menemani
Bapak berobat ke rumah sakit, mengantarkan kemanapun Bapak mau, sering kali pergi
berdua, seperti selalu pacaran setiap hari. Ibu yang selalu mengerti sifat
Bapak tanpa mengeluh dan selalu tersenyum. Senyum Ibu yang meneduhkan, ciuman
yang menenangkan, dan pelukan yang menghangatkan. Cinta itu selalu terpancar
tanpa ibu mengatakannya.
Aku akan
selalu rindu sapaan ibu ini kepadaku, “anak cantik” (padahal sebenarnya tidak
cantik), memelukku, lalu menciumku. Jika aku pulang dari Surabaya, pertanyaan
ibu selalu “sudah makan?” Betapa beruntungnya aku memiliki Ibu sebaik dan
setulus ini.
Pernah mendengarkan lagu mother yang dinyanyikan oleh SEAMO yang berasal dari
Jepang? lagu ini selalu membuatku rindu ibu, namun bisa menjadi obat penumbuh
semangat, bila diartikan ke dalam bahasa Inggris, kurang lebih liriknya seperti
ini..
Hi
Mother, Dear Mother, how are you doing?
Sorry I haven’t called recently, I’m getting by okay…
*Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I want to tell my kids about this love that supported me
Even though I grow impatient when I’m near you
When you’re far away from me I grow lonely
That’s who you are to me, you can cut through any problem and solve it
And you have the most patience and toughness of anyone I know
You would always be concerned over my well-being before your own
Cooking, doing the laundry, cleaning, raising a child
You even worked during your free time
You would only require things from the lowest places
I didn’t understand even though it was so obvious
It wasn’t until I started living by myself that I understood
Whenever I think of how much you’ve accomplished
And how hard it must have been, I feel like I can try my best today
I’d say, “Wake me up at seven a.m.”
And you would wake me up right on time
But I would be unfair to you
And say the words “shut up” while I was still half-asleep
This was the daily routine
You never made one tired face
And woke me up every day
Warmer and more accurately than any alarm clock
But then one day I skipped school and said, “I don’t wanna go”
I wouldn’t leave my futon and you stood in front of me
Hid your face with both hands and cried loudly
I also felt sad and cried
At that time I blamed myself wondering, “How could I be so stupid?”
Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I give you thanks for this love that supported me, my mother
I know there’s nothing more painful in the world
Than a parent burying their child
So I’ll make sure it never happens
Even if I only live one second longer than you
I’ll make sure of it…
I’m glad I’m your child
I’m glad you’re my mother
And that won’t ever change
It won’t ever change for all time
Because I am the very image of you…
Be my mother forever
Be well forever
You still have one more job left to do
And that’s to accept your son’s love and respect for you…
Sorry I haven’t called recently, I’m getting by okay…
*Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I want to tell my kids about this love that supported me
Even though I grow impatient when I’m near you
When you’re far away from me I grow lonely
That’s who you are to me, you can cut through any problem and solve it
And you have the most patience and toughness of anyone I know
You would always be concerned over my well-being before your own
Cooking, doing the laundry, cleaning, raising a child
You even worked during your free time
You would only require things from the lowest places
I didn’t understand even though it was so obvious
It wasn’t until I started living by myself that I understood
Whenever I think of how much you’ve accomplished
And how hard it must have been, I feel like I can try my best today
I’d say, “Wake me up at seven a.m.”
And you would wake me up right on time
But I would be unfair to you
And say the words “shut up” while I was still half-asleep
This was the daily routine
You never made one tired face
And woke me up every day
Warmer and more accurately than any alarm clock
But then one day I skipped school and said, “I don’t wanna go”
I wouldn’t leave my futon and you stood in front of me
Hid your face with both hands and cried loudly
I also felt sad and cried
At that time I blamed myself wondering, “How could I be so stupid?”
Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I give you thanks for this love that supported me, my mother
I know there’s nothing more painful in the world
Than a parent burying their child
So I’ll make sure it never happens
Even if I only live one second longer than you
I’ll make sure of it…
I’m glad I’m your child
I’m glad you’re my mother
And that won’t ever change
It won’t ever change for all time
Because I am the very image of you…
Be my mother forever
Be well forever
You still have one more job left to do
And that’s to accept your son’s love and respect for you…
"Ibu, maybe I am not good to say “I love you”, but, hope you know when I kiss you, I hug you, it’s show you, how I love you more than all words of love in the world."
Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii
shoghiiroo...aamiin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar