Klub Keilmiahan ITS Periode 2013/2014
Dahulu Klub Keilmiahan ITS diinisiasi
karena beban yang cukup besar dari tugas RISTEK BEM ITS dalam bidang keilmiahan
khususnya di bidang PKM. Sedangkan dalam MUBES IV, RISTEK difokuskan dalam
bidang sosial politik, sehingga ranah RISTEK pada saat itu masih sedikit
melenceng (bener gak ya?bella sok tau,
tanya ke inisiatornya langsung aja wis :p). Pembentukan Klub Keilmiahan
ITS berawal dari alumni IHS (ITS Heroes School), proker RISTEK BEM ITS
Mahakarya 2012/2013 yang pada saat itu dipegang oleh Syafiudin (Udin). Aku
tidak tau persis bagaimana pengamanahan dari Mas Sony selaku Menristek BEM ITS kepada
Udin pada saat itu, yang jelas para alumni IHS ikut membantu dalam pembimbingan
dan pengumpulan PKM ITS pendanaan tahun 2014 dan pada saat itu juga alumni IHS
disebut sebagai anggota Klub Keilmiahan ITS.
Pada kepengurusan selanjutnya (BEM
ITS Muda Bersahabat), Arahan Menteri RISTEK saat itu, Mas Adhika menyatakan
bahwa Klub Keilmiahan ITS resmi dibentuk di bawah kepengurusan Ristek BEM ITS. Dan
Ketua Klub Keilmiahan ITS diamanahkan ke Udin yang menjabat sebagai staff ahli
keilmiahan pada saat itu. Pada suatu masa, datanglah Udin sebagai temanku untuk
“curhat” mengenai Klub Keilmiahan ITS. Aku yang dulu staff RISTEK kepengurusan
sebelumnya dengan ilmu apa adanya hanya bisa memberi saran sekedarnya saja (atau malah makin bikin bingung?sorry Din -,-‘).
Pada hari berikut-berikutnya,
datanglah Udin (lagi) memintaku menjadi sekretarisnya (hlaaaar…baru aja aku selesai dengan dilemmaku tentang dua hal yang
hampir sama, sekarang terulang lagi? L ) (seriusan, ini sama sekali bukan saranku, bahkan Udin sudah tau kalau
aku tidak diperbolehkan ke BEM lagi <ada yang berkomentar seperti ini, jadi
aku klarifikasi yak J>). Aku meminta waktu untuk berpikir,
tapi tak bisa janji akan memberikan jawaban yang menggembirakan. Teringat wajah
Udin yang memelas, aku kasian, setelah beberapa lama dan banyak pertimbangan,
akhirnya aku terima tawarannya (haha
becanda^^v). Alasan yang dilontarkan Udin pada saat itu adalah sudah tidak
ada kader lagi, dan dia berkata bahwa tugas sekretaris tidaklah berat, hanya
mengurus administasi saja (sepertinya aku
dulu masih polos ya, begitu mudahnya dibohongi –“). Karena hal itulah aku
mau menerimanya, dan kenyataannya juga memang aku suka bersosialisasi dengan
banyak orang dan sudah cinta dengan dunia keilmiahan (cinta jare, gombal banget haha :p ).
Aku langsung bergabung dengan Klub
Keilmiahan ITS tanpa screening, hanya
modal kepercayaan dari Pak Ketua. Aku berasa seperti penyelundup yang tiba-tiba
masuk tanpa ketok pintu dahulu. Perasaan sungkan, malu, takut bercampur jadi
satu, karena pada waktu itu KK ITS sudah memiliki anggota, yaitu Rokim, Nur
Hasanah, Faizal, Salman, Firda, Ulul, Shaffi dan Wulan. Udin menambahkanku ke grup
baru, Klub Keilmiahan ITS, memperkenalkanku dengan poster buatannya yang bikin
aku makin malu (dasar Udin, dari dulu
selalu begitu –“). Udin juga langsung memberikanku password facebook,
twitter maupun e-mail dari Klub Keilmiahan ITS waktu itu.
Karena pada waktu itu hanya aku yang
‘agak’ tua di KK, jadi akulah yang diajaknya diskusi mengenai struktur
organisasi KK ITS, tugas-tugasnya, dan jumlah orang yang dibutuhkan tiap
bagiannya. Pada saat itu kami juga memperhatikan grand design dari KK ITS dari
kepengurusan sebelumnya. Namun, karena kami kira hal tersebut belum bisa
dilakukan sepenuhnya yaitu KK ITS menjadi UKM, kami akhirnya memodifikasinya
sesuai garis besar visi misi yang diusung. Strukturnya pada saat itu yaitu Ketua
Klub Keilmiahan, Wakil Ketua, Sekretaris, Divisi Khusus (Trainer Keilmiahan),
Divisi PKM dan Divisi P2K (Peningkatan dan Pengembangan Keilmiahan) serta
ditambah member keilmiahan (mau tahu
lengkapnya? Hubungi KK ITS 2013/2014 J ). Hasil
diskusi tersebut kemudian dibawa ke Mas Adhika untuk dikoreksi, dan
Alhamdulillah di-acc dengan perbaikan
tentunya.
Setelah konsep KK sudah fix,
selanjutnya kami siap melakukan oprec
pengurus dan member. Daaann deng deng…(suara
mengagetkan ala di film-film)…. Udin tiba-tiba menghilang, hape tidak bisa
dihubungi, tidak ada kabar. Lagi lagi, hobinya jadi lostman muncul lagi (hehe
becanda ya Din ^^v). Mau tak mau, sanggup nggak sanggup, harus aku yang
mengurusi oprec kali ini. Aku masih
canggung dengan anggota Klub Keilmiahan yang lain, belum ada kesempatan untuk
SKSD terlebih dahulu, apalagi internalisasi. Akhirnya aku bersembunyi dibalik
akun facebook Klub Keilmiahan yang aku sudah diberi passwordnya. Apapun aku
share di grup menggunakan akun itu, pembagian tugas juga aku muncul sebagai
akun KK, komentar di postingan pun aku menggunakan akun KK. Biarlah mereka
menganggap bahwa yang menggunakan akun itu adalah Udin. Tak apalah dibilang
pemalu, atau pengecut sekalipun, karena aku juga tak mau seperti melangkahi
Udin di hadapan anggota lain, kok sepertinya apa-apa Bella yang muncul, emang
siapa aku? (baper deh Bell, kayak
perempuan yang minta kepastian aja haha :D). Aku hanya ingin menghilangkan
kemungkinan persepsi seperti itu, karena mereka belum tahu kalau Udin
menghilang. Lama kelamaan, akhirnya jati diriku terbongkar, eh bukan terbongkar
deng, tapi dibongkar oleh mbak Amalia (Trainer Keilmiahan) yang mengetahui
kalau akun KK yang menggunakan adalah Bella. Dan tentu gaya bicara, gaya
postingan, gaya komen, yang sedikit alay dan sedikit melow bukan Udin banget (sedikit kok nggak banyak-banyak hehe,
maklum, aku tetaplah perempuan :p)
Alhamdulillah…., akhirnya publikasi oprec pengurus dan member KK sudah
terlaksana meskipun hanya arahan via postingan fb. Kalian memang keren
adek-adekku anggota KK ITS J. Jika tidak ada inisiatif dari
kalian, kerja sama tidak baik, tentu yang ada hanya saling lempar tugas karena
memang tidak ada pembagian jobdesk. Alhamdulillah, sebanyak 100 orang mendaftar
dan sekitar 30 orang memasuki kualifikasi sebagai pengurus. Selanjutnya ke
tahap screening.
Alhamdulillah lagi, akhirnya Udin
muncul juga, ternyata hapenya hilang (lagi). Entah sudah berapa kali Udin
kehilangan hapenya. Setelah dia kembali, aku serahkan kembali tanggung jawabnya,
kali ini aku kembali sebagai sekretaris seperti semula. Bekerja sama dengan
Trainer Keilmiahan, akhirnya didapatkan pengurus baru Klub Keilmiahan ITS
2013/2014. Tambahan personil KK ITS ini adalah Samsul, Niki, Yoga, Irfan,
Hoppy, Pipit, Pram, Fikri, Dwiki, Hesty, Albana, Vicky, Shita, dan Mbak Vidha.
Dengan adanya Divisi PKM, maka kami menggandeng Laras sebagai Kepalanya.
Sedangkan Kadiv P2K dan Humas yaitu Albana dan Faizal dari pengurus KK ITS
sendiri, sehingga total pengurus KK ITS Periode 13/14 berjumlah 25 orang (banyak banget ya, padahal di RISTEK BEM
sendiri ndak sebanyak ini –“). Namun, jumlah tersebut memang sudah menjadi
hasil dari diskusi kami, karena memang berat dan banyaknya tugas KK ke
depannya. Dan tentu juga, akan lebih susah juga mengoordinasikannya (Ini tantangan besar buatku).
Oprec pengurus Klub Keilmiahan ITS
ini memang untuk yang pertama kalinya, dan kami perlu publikasi yang sangat
gencar agar dapat menarik perhatian dari mahasiswa ITS, khususnya angkatan 2012
untuk bergabung bersama kami. Jujur, memulai memang sulit. Hanya 30 orang yang
memenuhi kualifikasi sebagai pengurus Klub Keilmiahan. Dan 30 orang tersebut
sudah memiliki amanah di organisasi lain juga (karena oprec Klub Keilmiahan ITS
pada saat itu dilakukan setelah HMJ kepengurusan baru sudah terbentuk, begitu
juga BEM ITS). Sehingga mungkin aku boleh mengambil kesimpulan bahwa
“Orang-orang yang mendaftar Klub Keilmiahan merupakan orang-orang yang
benar-benar peduli terhadap keilmiahan ITS, karena orang yang tidak peduli
mungkin akan berpikir ratusan kali untuk bergabung dengan organisasi yang baru
saja dibentuk dan belum jelas bagaimana tugas dan arahannya.”
Banyak juga pendaftar yang salah
paham dengan pembentukan Klub Keilmiahan ini karena kurangnya sosialisasi awal
adanya KK ITS sebelum melakukan oprec,
dan mungkin juga orang itu ada di antara orang-orang yang terpilih menjadi pengurus.
Bagaimanapun kesalahpahaman itu, semoga tidak membuat kalian menyesal menjadi
bagian dari KK ITS ya. Enggak kan ya? *jawab enggak ya* #AgakMaksaSih haha
becanda kok :p.
Februari 2014. Membuka KK ITS
generasi pertama. Welcome party. Yeaaay…foto “terbaik” dan nama kalian
terpajang di layar proyektor beserta penempatan di divisi mana kalian berada.
Maafkan aku kalau foto kalian aku ambil tanpa ijin ya. Ilmu kepoku berhasil kan
membuat kalian surprise? Hehe, setidaknya melalui kepo itu lah cara awalku
untuk mengenali kalian, memahami karakter kalian dan sedikit mengerti treatment
apa yang bisa diterapkan ke kalian. Karena kalian akan menjadi bagian dari Klub
Keilmiahan ITS, tandanya, kalian akan menjadi keluarga baruku di ITS ini. Kalau
diinget-inget, bikin ngakak juga ya, foto yang aku ambil adalah foto kalian
yang masih polos-polosnya, lucu-lucunya, alay-alay-nya #eh :p. Kalian memang
lucu kok, perkenalan pertama, ada yang pakai pantun, ada yang sebut-sebut
jodoh, dan ada yang masih malu-malu(in) #becandaa^^v. Dari situ aku tau,
hari-hariku selanjutnya akan makin ceria, tidak akan sepi, karena aku memiliki
keluarga baru di tempat perjuangan, memiliki adik-adik yang sangat aku inginkan
sejak dulu dari ibuku, tapi apa daya takdir mengatakan aku adalah anak terakhir
hehhe.
Dari awal diskusi konsep, aku dan
Udin sama-sama menginginkan organisasi ini bukan sekedar organisasi yang
menjalankan agenda kerja, melaksanakan perintah dari atasan dan menyelesaikan
tugas. Organisasi bukan sekedar itu, organisasi adalah keluarga. Organisasi
tanpa rasa kekeluargaan hanyalah omong kosong, hambar, dan kaku. Aku tidak
yakin agenda kerja akan terlaksana dengan baik jika tanpa kepercayaan,
kerjasama yang berasal dari kekeluargaan itu sendiri. Seseorang berkata bahwa,
“Tolak ukur keberhasilan suatu organisasi
yang paling utama adalah rasa kekeluargaan di dalamnya, selebihnya akan
mengikuti.” Namun, kekeluargaan harus juga disertai dengan profesionalisme.
Jika memang profesionalisme terkesan terlalu bertolak belakang dengan kekeluargaan,
maka aku akan sebut sebagai kekeluargaan yang bertanggungjawab. Apa maksudnya?
Jika tiap anggota keluarga dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik,
tentu tujuan keluarga tersebut akan tercapai. Seorang anak tentu tidak akan mau
mengecewakan orangtuanya, begitupun orangtua pasti akan memberikan yang terbaik
untuk anak-anaknya, begitu pula antar saudara harus saling mengasihi, saling
membantu. Semuanya saling melengkapi begitulah filosofinya. Organisasi bukan
tentang ini jobdeskku, dan itu jobdeskmu, setelah itu selesai semua urusan.
Sama sekali bukan tentang itu. Jika temannya kesulitan, maka yang lain akan
jadi yang terdepan untuk membantu, begitu juga bila ada yang kesulitan tentu
tidak akan sungkan meminta bantuan, karena itulah guna sebuah keluarga. Di
dalam keluarga, jangan lah ragu, jangan lah sungkan, jangan lah pelit untuk
mengatakan, “ada yang bisa aku bantu?”, “minta tolong”, “maaf” dan
“terimakasih”. Keluarga yang solid, tetapi solid bukan berarti semuanya harus
satu, semuanya harus sama, semuanya harus ada. Tetapi solid adalah menjadikan
kekurangan menjadi kelebihan, menjadikan yang negative menjadi positif,
menjadikan perbedaan menjadi warna yang indah,.
Perdebatan bukan sesuatu yang dapat dihindarkan, kesalahpahaman juga
bukan hal yang dapat ditampik, itu adalah hal yang wajar karena manusia hidup
dalam persepsinya masing-masing dan tentu bisa diselesaikan. Keluarga yang
solid adalah tentang penerimaan yang ikhlas dan komunikasi yang baik. *haha
maaf, sepertinya terlalu menjalar kemana-mana ya*. Setidaknya begitulah konsep
paling utama yang ingin kami bentuk, keluarga. Keluarga Klub Keilmiahan ITS.
Setelah kejadian terbongkarnya
kedokku yang bersembunyi dibalik akun KK, aku mulai berani menampakkan diriku.
Semakin sering muncul, semakin rame, semakin aneh, semakin alay pula #eh haha.
Aku berusaha tidak bersikap menjadi atasan kepada bawahannya, ataupun petinggi
kepada staffnya, begitu juga Udin. Aku hanya ingin menjadi mbak yang baik untuk
kalian, itu saja sudah cukup, tapi ternyata tidak semudah itu. Berusaha
mencontohkan yang baik-baik kepada kalian, karena keteladanan lebih baik dari
seribu perintah. Dan yang aku sesali hinga sekarang adalah aku belum sanggup
untuk itu, sorry L.
Ber-dua puluh lima, sungguh tidak
mudah untuk mendapatkan waktu untuk rapat rutin KK ITS. Mengumpulkan jadwal
kuliah ataupun kesibukan lain yang tidak dapat diganggu gugat, dan berusaha
mengambil celah dari waktu mereka. Akhirnya, dengan berat hati, aku memilih
hari Selasa ba’da maghrib. Sedih karena ada dua staff bentrok dengan jadwal
ini. Waktu lain malah makin banyak yang bentrok (maklumlah ya, kecuali aku,
orang-orang di KK ini adalah orang-orang penting, banyak kegiatan, dan banyak
dibutuhkan orang). Berjalannya waktu, agenda kerja Klub Keilmiahan ITS juga
berjalan. apalagi kalo bukan PKM yang paling HITS (bikin ga bisa tidur). PKM
ini memang banyak sekali menyita waktu. Sosialisasi, Pembimbingan, MONEV, Dana
Talangan, Mentor PKM, Dosen Penalaran, Logbook, Dosen Pendamping, PKM-P, PKM-T,
PKM-M, PKM-KC, PKM-K, PKM-AI, PKM-GT, laporan kemajuan, laporan akhir, PIMNAS.
Mungkin jika disuruh memberi keyword, kata-kata itulah yang sedikit bisa aku
sebut yang menggambarkan proses PKM ini. Tetapi kepadatan inilah yang membuat
kita akrab satu sama lain, dengan karyawan BAAK dan dosen-dosen penalaran yang
keren abiis. Rapat dan hiruk pikuk koordinasi di ruangan dosen, luar atau di
dalam BAAK, UPMB, Gedung Pascasarjana, atau ruangan ketua jurusan bisa jadi
memori yang tidak bisa dilupakan. Canda tawa yang seakan tidak ada sekat, bully-membully
tanpa bermaksud menyakiti hati, sungguh itu juga sering kali aku rindukan. Bahkan
ketika kalian dengan sedikit agak manja, sering memintaku untuk menyuapi kalian
seperti anak kecil, membagi satu makanan untuk berbanyak, layaknya ibu kepada
anak-anaknya. Itu mengajarkanku bagaimana menjadi dewasa.
Agenda KK ITS begitu
padat, hampir setiap minggu selalu ada agenda, belum lagi dengan agenda-agenda
kerja di divisi yang lain (yaah..mungkin saat itulah aku merasa dibohongi oleh
Udin :3, tapi ga nyesel kok Din, :p ). Tapi
Alhamdulillah-nya semuanya berjalan dengan lancar meskipun masih banyak
kekurangan disana-sini. Di sisi lain, kami manusia biasa, yang butuh refreshing
atau sekedar menghilangkan jenuh. Tak akan aku lupakan saat kita rujakan
bareng, makan bareng, cerita ngalor-ngidul, foto dengan berbagai gaya. Dan
mungkin yang paling diinget kalau ada yang lagi ulang tahun, kita nggak pernah
merayakan tepat hari itu, mungkin bisa 2 minggu setelahnya, bahkan bisa satu
bulan setelahnya (aneh kan kehidupan kita
haha), tetapi tetap harus siap-siap mental kayaknya. Karena kata para
staff, aku yang pendiem dan pemalu ini (siapa
yang percaya?haha) bisa berubah jadi psikopat, tiba-tiba datang menabur
tepung dan menceplok telur, membuat semuanya kotor. Karena sering kali para
staff sungkan dan tidak berani untuk memulainya, walhasil akulah yang tega.
Huhu..semoga kalian memaafkan aku atas kejahilanku ya. Aku cuma ingin memberikan
hal yang tidak kalian lupakan atau bahkan membuat kalian menjadi pusat
perhatian tanpa harus tepe-tepe di jalan. Niat nya baik kok (haha alesan deh bell :p ). Semoga di
setiap bulir tepung dan bau menyengat telur, tersirat doa dan kasih sayangku ke
kalian ya J.
Semakin kesini, makin jauh KK ITS
melangkah, maka semakin banyak pula masalah yang didapat, dari masalah sepele
sampai serius (atau sepele dan serius jadi tidak bisa dibedakan? Entahlah L ).
Aku dan Udin semakin sering diskusi, semakin sering pula kita berbeda pendapat,
semakin sering berdebat. Tapi begitulah kami, sering “berantem” tapi gak bisa
musuhan. Paling besok Bella udah balik lagi kayak biasanya, kayak ga ada
apa-apa, mungkin begitu pikirnya Udin, makanya dia nggak kapok berantem sama
aku haha. Semarah-marahnya aku, pasti dah gak bisa marah lama, paling aku
tinggal tidur terus besoknya malah aku yang merasa bersalah, apalagi lihat
wajahnya Udin kalo melas gitu, ga tega bener dah wkwk. Mungkin aku di hadapan
Udin adalah perempuan yang paling cerewet, perempuan yang paling sok ngatur,
perempuan yang paling banyak maunya, perempuan yang paling jutek, perempuan
yang ceplas ceplos, perempuan yang sok marah-marahin (tapi selalu gagal karena
pembawaan wajah yang mellow gini, hiks). Tapi ketika di hadapan adik-adik,
baik-nya Udin, dia tidak pernah memberitahukan kejelekanku, menutupi aibku, dan
malah selalu memujiku dihadapan adik-adik (Ini mah biar aku nggak ngambek aja
haha, tapi btw, thanks lho din :p). Padahal aku sering membicarakanmu di depan
anak-anak, yang paling gokil adalah ketika kamu masuk ke sel*kan Din waktu SE
di Palembang (hahhahaha ngakak asli ini
kalo diinget :D, maafkaan yak, tapi beneran lucu yang ini :p). Memang
sebelumnya, aku dan Udin sudah ada perjanjian, bahwa masalah internal PH tidak
boleh diketahui oleh adik-adik, karena takutnya akan mempengaruhi kenyamanan
dan pemikiran mereka. Jadi kalau ada apa-apa ya harus diselesaikan antar PH itu
saja, para staff taunya kita selalu kompak, ga pernah berantem dan baik-baik
saja hehe. Ga baik juga sih nanti, makin banyak yang tau, makin kesebar pula
nanti, berdampak gak baik juga, gossip sana sini #ea korban gossip –“. Aku
yakin, mereka pasti akan tau dan paham suatu saat nanti bahwa jalan tidak
selalu mulus, pasti banyak kerikil-kerikil disana-sini.
Jika dipikir-pikir, aku adalah
sekretaris yang paling tidak jelas, ada tapi kerjaan nya bukan sebagai
sekretaris, gimana enggak, proposal kegiatan nggak ada, dana juga nggak ada,
laporan pertanggungjawaban juga cuma dua kali dalam satu kepengurusan. Fix,
ternyata jobdeskku adalah jadi pembantu umum, kalau ada kerjaan, ya ayok
dikerjain bareng, kalo adek-adek ada yang kenapa-kenapa ya ayok dicari tau,
kalau ketua menghilang ya ayok dikerjain tugasnya. Hahaha. Kondisional lah
pokoknya, apa aja bisa, apa aja ayok, bahkan salah satu tugasku yang nyeleneh
adalah menghafal jadwal kuliah Udin –“. Makin abstrak aja ini tugasku ya hehe. Namun,
karena itu juga, aku semakin dekat dengan adik-adik ini. Berasa adik sendiri.
Teringat dengan masalah yang datang di akhir kepengurusan, masalah yang
membuatku mutung, meminta Udin merelakan aku melepas jabatan ini, masalah yang
membuat aku merasa bersalah karena masalah pribadiku membuat masalah satu
kepengurusan. Masalah yang membuatku menangis di hadapan adik-adik tanpa bisa
dibendung. Namun, masalah ini pula yang membuat aku tersadar, bahwa berhenti
bukan lah jalan yang terbaik, lari dari masalah juga tidak menyelesaikan
masalah, tersadar bahwa aku memiliki banyak orang yang menyayangiku dan masih
membutuhkanku (ah masa Bell? Pede
bener..nggak ada padahal hehe). Masih teringat kronologi masalah itu, aku
dimarahi di depan umum karena masalah ini itu, alasannya kegiatannya gagal, dan
aku kurang cekatan dalam melaksanakannya (di
depan sok kuat, tapi di belakang nangis –‘). Adikku dengan polosnya
menanyakanku apakah aku baik-baik saja di hadapan orang yang memarahiku. Dengan
seketika, hal tersebut bisa menyelamatkanku dari kemarahan yang berkepanjangan.
Di tempat yang berbeda, tanpa aku suruh, tanpa aku ketahui, adikku ini,
menanyakan mengapa orang itu memarahiku, dan memintanya minta maaf kepadaku.
Padahal, mungkin saja memang aku yang bersalah. Meskipun hanya diterima
mentah-mentah oleh orang itu.
Setelah peristiwa itu, aku keluar
ruangan tanpa bisa membendung airmataku. Dengan refleks aku men-jarkom
adik-adikku untuk segera berkumpul di teater A. Segera dan tanpa alasan.
Setelah mengirim sms itu, rasanya aku merasa bersalah, karena mengirim sms yang
kurang sopan ke adik-adik, dan sedikit memaksa, padahal biasanya aku men-jarkom
dengan penuh ke-alay-an kata adik-adik. Maafkan aku yaa, serius aku nyesel L. Aku menyuruh adik-adik datang karena ketika
dimarahi aku juga disebut tidak becus mengurus adik-adikku, tidak mampu memberi
tugas kepada mereka, dan terlalu memanjakan mereka. Tidak terlalu lama,
akhirnya adik-adikku datang meskipun tidak semuanya tapi cukup banyak. Dengan
wajah yang penuh penasaran, mereka bertanya-tanya mengapa aku seperti ini.
Tanpa penjelasan, aku memberi mereka tugas ini itu, begitu bossy L. Aku
sama sekali tidak menyukainya kalau harus mengingat kejadian itu, aku terlihat
begitu arogan dan kejam. Mereka bertanya, “kenapa sih mbak? Kenapa sih mbak?”,
terus saja begitu. Akhirnya semua bekerja dengan apa yang aku suruh, hanya satu
yang menolak dan berkata, “aku nggak mau ngerjain sebelum mbak ngasih tau kenapa!”.
Saat itu pula tangisku tidak bisa terbendung lagi, nangis lagi, susah
berhentinya, menjelaskan dengan sedikit sesenggukan. Aku tak tahu, apa yang aku
ceritakan mungkin terlalu berlebihan dan mungkin bisa merusak nama baiknya,
maafkan aku ya, aku ndak bermaksud seperti itu L. Tanpa perintah, dia memberitahu
yang lain, seperti membuat lingkaran, sambil bisik-bisik, persis ketika tim
sepakbola ketika sedang berdoa (aku masih ingat dengan jelas momen ini). Yah
mau gimana lagi, yang lain juga ingin tau kenapa. Mereka aku suruh masuk ke
dalam ruangan sebagai perwakilan dari KK ITS, karena pada waktu itu aku masih
tidak kuat untuk masuk ke dalam lagi dan bertemu dengan orangnya. Sedangkan
Udin, aku hanya bisa meneleponnya, menanyakan hal yang perlu dengan nada yang
tidak biasanya. Udin paham, aku sedang kenapa-kenapa, tetapi aku tetap
menyembunyikannya. Udin pada saat itu sedang SE di Palembang, sehingga tugasnya
diserahkan ke aku.
Setelah beberapa waktu, aku melihat
adik-adik begitu antusias mengerjakan tugas yang aku berikan (mungkin juga
karena kasian denganku). Melihat mereka, aku terasa terobati, tangis itu hilang
dan kembali tawa itu muncul. Aku memberanikan masuk ke dalam Teater A,
mengerjakan tugasku, namun tak banyak bicara. Adik-adikku yang masih berdiskusi
di luar, tiba-tiba masuk bebarengan dan memberikan senyum indah yang memaksakan
banget haha. Aku sedikit nyengir, apa yang terjadi pada mereka sehingga mereka
begitu. Akhirnya salah satu adik berkata dengan jelas dan lumayan keras
sehingga orang-orang disana juga ikut mendengarkan… “1000 senyum untuk mbak Bella”. Hmm so sweet nyaa kalian. Kalau aku
lagi sedih, pasti aku inget-inget hal ini, aku pasti bisa senyum lagi J. Dan
ternyata dalang dibalik senyum memaksakan mereka adalah mbak Amalia yang
tiba-tiba ikut masuk ke ruangan. Hmmm mbak Amalia ini ternyata diberitahu
adek-adek ini kalau aku sedang menangis. Hmm malu juga kalau diinget-inget, aku
cengeng ternyata -_-.
Hari berikutnya, rasa marah itu sudah
hilang, tak ada dendam, kembali bekerja seperti biasa, karena mengurusi PKM
seperti shooting sinetron stripping, bisa tiap hari dengan jam kerja yang tidak
bisa ditentukan hehe. PKM sudah memasuki akhir perjalanannya, menuju MONEV
DIKTI. Rapat koordinasi-pun mulai sering dilakukan untuk memikirkan strategi
terbaik MONEV DIKTI nanti, terlebih pada waktu MONEV DIKTI aku tidak bisa
membantu karena harus Kerja Praktek. Rapat itu awalnya berjalan dengan baik,
namun berakhir dengan sesuatu yang tidak nyambung. Lagi-lagi aku bertanya pada
diriku, sebenarnya aku ini salah apa kok sampai segininya??. Berujung debat
tidak berkesimpulan dengan bertambahnya orang ketiga dan keempat. Melebar dengan
permasalahan ini itu yang seharusnya adik-adiknya tidak perlu tau. Semakin
runyam. Rapat itu terpaksa dihentikan. Waktu sudah malam pula. Adik-adik harus
segera pulang. Namun, Udin yang pada hari itu baru saja pulang dari SE tidak
paham awal mula perselisihan ini, meminta untuk menyelesaikan urusan ini dengan
lebih private. Obrolan yang hanya berisi empat orang saja. Aku hanya diam,
mereka berkata, tapi aku tidak diberi kesempatan untuk membela diri, bahkan untuk
sekedar bicara saja tidak. Padahal waktu itu aku hanya ingin mengajak untuk
memperbaiki ini semua demi kebaikan KK ITS ke depannya, tanpa menyalahkan
mereka ataupun ingin memperbaiki imageku sendiri di depan mereka. Begitupun
juga Udin tidak mampu berkata apa-apa lagi. Aku yang sedikit emosi pada waktu
itu langsung meninggalkan tempat itu karena buat apa aku disitu?. Tangis itu
pecah, sedikit lama aku menangis dipelukan mbak Amalia yang tiba-tiba datang
menyusul kami. Ternyata adik-adik masih menunggu di luar gedung untuk
mengajakku makan bersama. Aku yang waktu itu masih sesenggukan, hanya bisa
menutupinya dengan helm yang aku pakai. Makan malam itu pun terasa aneh bagiku,
kosong. Aku masih sedih memikirkan hal yang baru saja terjadi, tetapi adik-adik
ini selalu saja ada tingkah aneh bin lucu yang membuatku bisa tersenyum.
Maafkan aku ya kalo waktu itu jadi nggak asik dan nggak bisa cerita apa-apa.
Kalian memang terbaik.
Aku sedikit kecewa pada waktu itu
terhadap Udin, tapi aku tau Udin pun kecewa terhadapku karena aku tidak
menceritakan hal ini. Maaf yo Din, aku nggak mau kamu kepikiran apalagi
keadaanmu setelah kecelakaan itu pasti kamu masih kesakitan, aku nggak mau
nambah beban itu. Tapi disini aku belajar satu hal, “Komunikasi itu sangat
penting, baik kabar baik atau kabar buruk, semua harus disampaikan, harus
terbuka agar tidak akan terjadi kesalahpahaman yang semakin menjadi dan
ke-diam-an ku itu tidak akan menyelesaikan masalah.” Lagi-lagi keesokan
harinya, aku menjadi merasa bersalah, dan aku memutuskan untuk menemui dua
orang tersebut secara terpisah, meminta maaf atas segala yang aku perbuat,
mencoba meluruskan kesalahpahaman ini, mencoba berdamai dengan keadaan, apalagi
esok lusa aku akan berangkat KP. Siang menemui satu orang pertama, meminta
maaf, apapun aku tak peduli atas persepsinya mengenai aku, yang jelas aku hanya
ingin menitipkan adik-adikku untuk dibina dan meminta agar gap dan perselisihan
itu tidak ada lagi. Aku berharap kekeluargaan ini semakin utuh, apalagi MONEV
DIKTI semakin dekat, PIMNAS yang akan mengikuti dan kepengurusan KK ITS yang
semakin menemui akhirnya. Sedikit lega karena orang tersebut mengiyakan
permintaanku, tak berpikir lagi bagaimana eksekusinya nanti. Dan yang orang
kedua, aku menemuinya, dia santai dan tampak tidak ada masalah di antara kami,
tapi aku tidak. Mencoba to the point atas permintaan maafku kepadanya, tapi
entahlah, sepertinya pembicaraan kita tanpa akhir yang jelas. Justru aku
semakin menyadari bahwa aku memang punya andil atas masalah ini. Ya, masalah
pribadiku dengannya. Mungkin lewat tulisan ini, kalian akan tau masalah
sebenarnya yang terjadi di dalam kepengurusan itu, dan mungkin akulah
penyebabnya. Aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena masalah pribadi
dicampur-adukkan dengan masalah organisasi. Semoga ini bisa menjadi pelajaran
untuk kalian agar tidak terulang di tempat kalian mengabdi, di organisasi
tempat kalian menjalankan amanah.
Pada saat itu, aku lagi-lagi baper
dan meminta izin Udin untuk menanggalkan jabatan ini, tapi Udin tidak
menanggapinya. Posisi yang menyulitkan bagiku. Aku bingung, apa yang harus aku
perbuat, apa yang harus aku katakan agar semua ini bisa terselesaikan.
Sepertinya apa yang aku lakukan selalu saja salah. Memberanikan diri untuk
menemui adik-adik yang pada saat itu sedang mengkoreksi laporan kemajuan PKM di
BAAK. Dengan wajah yang sedikit jutek, aku meminta izin untuk pulang terlebih
dahulu karena harus kembali ke Sidoarjo untuk mempersiapkan KP. Ketika aku
pulang, aku ditahan oleh mereka, adik-adik yang membuatku tidak pernah menyesal
ada di posisi ini. Surprise!!! Donat berbagai macam rasa dengan harga yang
tidak murah terpampang di depan wajahku, plus lilin-lilin yang membuatnya
semakin terlihat bahwa ada yang ulang tahun. Tetapi, ulangtahunku masih jauh.
Itu adalah pesta kepergianku untuk KP (haha sepertinya kalian seneng ya ga ada
yang cerewet lagi). Tapi aku tau, niat kalian baik bangeeeet. Berasa aku mau
perpisahan jauh sama kalian, sedih. Terimakasih banyak ya, aku sayang kalian J.
Kesibukan di tempat KP membuatku
semakin tidak bisa membantu apa-apa. Selain jarak, waktu juga tidak
memungkinkan. Di tempat KP, aku dan timku mendapat proyek penelitian yang harus
selesai dalam waktu dua bulan, itu bukan waktu yang cukup untuk menyelesaikan
satu penelitian yang dikatakan baik dan berhasil. Alhasil aku hanya bisa
menanyakan kabar lewat sms dan telepon. Maaf ya. Dua agenda besar dari klub
keilmiahn, MONEV DIKTI dan PIMNAS, aku tidak bisa berkontribusi di dalamnya.
Meskipun ITS tidak dapat mempertahankan gelarnya, ITS mendapat juara II. Aku tau kalian semua sudah berusaha keras
untuk menjalankan tugas itu. Allah sudah memberikan yang terbaik untuk ITS.
Yang terbaik tidak harus yang nomer satu kan?. Sedih memang awalnya, apalagi
melihat Udin yang sudah diberitahu hasilnya sebelum hasil perolehan medali
diumumkan, dia seperti hampa, kosong. Apalah aku yang cuma bisa melihat Udin
membuka dan men-scroll situs online shop, sepatu wanita, pengen ketawa sih,
tapi kayaknya itu bukan momen yang tepat untuk aku ketawa, karena aku tau, dia
melakukan itu karena mengalihkan kesedihan dan pikirannya tidak untuk melihat
sepatu itu (kalau diinget lucu juga Din,
wkwk).
Kepengurusan semakin menemui
ujungnya, LPJ kepengurusan KK pun dilakukan. Kami tau, kami sadar, kami
mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan masih banyak PR yang belum
dikerjakan, khususnya aku. Aku belum sepenuhnya bisa merangkul kalian semua,
anggota maupun PH Klub Keilmiahan pada saat itu, belum bisa membuat semua
anggota KK ITS aktif di dalam kepengurusan, belum bisa memberikan pembagian
jobdesk dengan adil, belum bisa mengontrol agenda kerja, kegiatan, maupun
kalian satu per satu. Wajar, jika ada yang mengatakan bahwa aku gagal dalam
menjalankan amanah ini. Tetapi maaf, aku tidak sependapat dengan orang-orang
yang mengatakan bahwa Klub Keilmiahan ITS 13/14 gagal dalam melaksanakan
tugasnya padahal tidak tau bagaimana kerja keras, tangis, lelah yang ada di
dalamnya, tidak tau bagaimana pikiran dan tenaga yang tercurah di dalamnya.
Justru aku ingin mengapresiasi semua pihak yang ada di dalam KK ITS 13/14, berterimakasih
atas pengabdiannya di dunia keilmiahan. Karena disini, tidak ada balasan materi
apalagi ketenaran, hanya keikhlasan untuk berjuang bersama meningkatkan
atmosfer keilmiahan di ITS. Jika visi itu tercapai, seakan semua perjuangan itu
telah terbayar.
Nyatanya, kalian sudah hidup di dalam
diriku, punya tempat tersendiri, keluarga Klub Keilmiahan ITS. Pesanku, jangan
pernah lupakan kekeluargaan yang pernah tercipta di dalam Klub Keilmiahan ITS.
Dan terus hidupkan semangat kekeluargaan yang bertanggungjawab di setiap
organisasi yang kalian naungi nantinya. Karena jika di dalam baik, maka
keluaran dari organisasi tersebutpun akan baik, semua berawal dari dalam bukan?
Hehe aku berbicara seperti ini bukan karena aku lebih baik dari kalian, hanya
aku tau lebih awal, dan aku yakin sekarang kalian pasti memahaminya. Cintailah
dunia keilmiahan, maka kamu akan bekerja di dalamnya dengan cinta, sebesar
apapun masalah yang dihadapi, kamu akan mampu hadapi dan ikhlas menjalaninya.
Aku sangat bangga dengan kalian saat
ini, karena tidak ada yang lebih menyenangkan dari seorang kakak, selain
melihat adiknya lebih hebat dari dirinya. Maafkan aku dahulu belum bisa
mencontohkan hal yang baik, tapi aku percaya kalian bisa melakukan yang lebih
baik. Aku percayakan dunia keilmiahan ITS di tangan kalian. Nitip ya J. Aku
hanya bisa berpesan seperti itu, karena aku tak tau bagaimana keadaan
keilmiahan di kampus sekarang ini, kalian tentu lebih paham bagaimana
melaksanakannya. Jika aku diam, bukan berarti aku sudah tidak lagi peduli, aku
hanya mengamati dari jauh, percaya dengan kemampuan kalian masing-masing. Kalau
perlu bantuan, aku selalu siap, insyaAllah J. Jangan lupa ya sama kuliahnya,
karena bagaimana bisa kamu menjalankan amanah dari KM ITS, sedangkan amanah
utama dari orangtuamu sendiri belum bisa kamu jalankan dengan baik?. Jangan
kecewakan dua-duanya, orangtua dan KM ITS ya. Semangat kontribusi!
Jangan lupakan aku ya, aku tidak akan
melupakan kalian. Ntar kalau aku nikah, kalian harus dateng lho ya!
*emangkapanbell?* hahaha –“. Keep silaturrahim J. See you when I see you J.